Viral Masjid di Yunnan China Dihancurkan dan Aksi Protes Muslim Bentrok dengan Polisi

- Selasa, 06 Juni 2023 | 13:40 WIB
Viral Masjid di Yunnan China Dihancurkan dan Aksi Protes Muslim Bentrok dengan Polisi

“Mereka (otoritas China) ingin menghancurkan beberapa bagian masjid dan membangunnya kembali (dengan gaya China). Kedua gaya itu tidak cocok, justru akan membuatnya tampak jelek,” kata Yang.


Masjid Najiaying telah berdiri lebih dari 600 tahun. Masjid ini selesai direnovasi pada 2004. Masjid Najiaying memiliki bangunan empat lantai, memiliki kubah dan empat menara seremonial. Masjid ini juga dapat menampung lebih dari 3.000 orang. Pihak berwenang berencana untuk menghapus kubah dan menara masjid.


Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas PKT telah menuntut “sinisasi” agama, mengharuskan masjid yang baru dibangun memiliki kubah bergaya istana Tiongkok sebagai pengganti kubah masjid bergaya Islam.


Menurut Yang ada lebih dari 10 ribu penduduk di Najiaying, kebanyakan adalah Muslim Hui. “Sejak pagi tanggal 27 Mei, polisi khusus memblokir semua jalan di Kotapraja Najiaying, tidak ada yang bisa masuk, hanya keluar,” kata Yang.


Saat itu, setidaknya 1.000 polisi khusus memasuki kota dengan senjata dan amunisi. Mereka mencoba masuk ke masjid, tetapi pengunjuk rasa lokal tidak mengizinkan mereka.


“Tuntutan kami hanyalah agar tidak ada yang dibongkar. Kami tidak melanggar hukum. Sekarang kami, umat Islam, bertekad untuk mati untuk itu, dan tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Jika beberapa orang lagi ditangkap, pertumpahan darah pasti akan meletus. Sekarang telah meningkat ke tingkat pengiriman polisi anti huru hara, menggunakan cara untuk menangani perusuh pada kami,” ujar Yang.


Yang menambahkan bahwa pihak berwenang sekarang telah memblokir berita tersebut. “Mereka tidak mengatakan apa yang terjadi dalam pemberitahuan polisi tetapi hanya bahwa itu mengganggu ketertiban sosial. Jika ada yang memposting pesan online, mereka akan menelepon dan mengancamnya. Saya menerima telepon dari polisi, mengancam saya untuk tidak memposting apa pun tentang insiden itu,” ungkap Yang.


Selain itu, pemerintah telah memasang kamera di masjid sebelum kejadian dan mengirim agen rahasia berpura-pura menjadi Muslim menghadiri ibadah untuk mencari informasi.


The Epoch Times menelepon lebih dari selusin ponsel lokal dan telepon kabel di Najiaying pada 29 Mei. Sebagian besar menunjukkan bahwa panggilan telah dijawab, tetapi tidak ada audio yang masuk. Telepon pemerintah Kabupaten Tonghai tidak dapat dihubungi.


Perhatian Internasional


Media Barat dan Timur Tengah telah melaporkan insiden tersebut dan mem-posting ulang video bentrokan tersebut. Ma menulis unggahan di akun Twitternya pada 30 Mei menjelaskan bahwa kondisi saat ini baik-baik saja dan tidak ada penangkapan massal dan pertumpahan darah belum terjadi.


Juru bicara Kongres Uighur Sedunia, Dilshat Rishit, mengatakan pada 29 Mei bahwa masyarakat internasional harus mengakui tujuan PKT untuk mencabut hak orang atas kepercayaan spiritual mereka.


“PKC telah memperluas kebijakan ekstrem untuk memberantas kepercayaan spiritual dan menghancurkan masjid di Xinjiang melawan Uighur ke seluruh China,” kata Rishit.


Council on American-Islamic Relations, organisasi advokasi dan hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat, meminta pemerintahan Biden pada 30 Mei untuk mengambil tindakan guna mencegah China menghancurkan sebagian masjid tersebut dan terus menekan minoritas Muslim dan praktik ibadah umat Islam di daratan China


Sumber: republika

Halaman:

Komentar