WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penangkapan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate disoroti Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Menurutnya, penangkapan Johnny sangat sarat kepentingan politik terkait pencapresan Anies Baswedan dari Partai NasDem.
Sebab, apabila menolak pencapresan tersebut, Natalius Pigai menyebut Johnny bisa selamat dari kasus kasus dugaan korupsi penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kementerian Kominfo tahun 2020-2022.
Hal tersebut disampaikan Natalius Pigai lewat status twitternya @nataliuspigai2 pada Rabu (17/5/2023) malam.
Dalam postingannya, Natalius Pigai mengungkapkan Johnny G Plate mungkin bisa lolos apabila sebelumnya menentang pencapresan Anies Baswedan oleh Partai NasDem.
Baca juga: Dukung Pencapresan Anies, Surya Paloh Bela Johnny G Plate-Minta Asas Praduga Tak Bersalah Ditegakkan
Baca juga: Natalius Pigai Sebut Johnny G Plate Korban Pencapresan Anies: Megawati, Jokowi & Luhut, Mereka Jahat
Dirinya menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) maupun Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan bisa mengabaikan kesalahannya.
Johnny G Plate pun dinilai bisa bebas.
Namun sebaliknya, Johnny G Plate diketahui ikut mendukung pencapresan Anies Baswedan.
Johnny pun diborgol dan digelandang masuk sel tahanan Kejaksaan saat ini.
"Jhonny Plate Korban & Mengorbankan diri demi Anies Baswedan Capres. ini wujud nyata pengorbanan Politisi Katolik untuk Anies Baswedan," tulis Natalius Pigai di Twitter, dikutip pada Selasa (17/5/2023)
"Jika saja Jhonny mau ngotot agar Anies dibatalkan jadi calon maka Megawati, Jokowi & Luhut pasti loloskan Jhonny. Mereka JAHAT. Ini analisa saya," imbuhnya.
Dukung Pencapresan Anies, Surya Paloh Bela Johnny G Plate-Minta Asas Praduga Tak Bersalah Ditegakkan
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyesalkan soal penangkapan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate.
Apalagi, Johnny yang ditetapkan sebagai tersangka atas kasus korupsi BTS itu pun diborgol ketika digelandang oleh pihak Kejaksaan.
Paloh meminta semua pihak untuk tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah.
Sebab, kasus korupsi yang disangkakan kepada Johnny belum diuji dan dibuktikan dalam pengadilan.
Dirinya sendiri mengaku baru mengetahui kasus tersebut berdasarkan keterangan Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana.
Ketut menyebutkan Johnny G Plate meminta uang sejumlah Rp 500 juta per bulan dari proyek BTS Bakti Kominfo.
Baca juga: Natalius Pigai Sebut Johnny G Plate Korban Pencapresan Anies: Megawati, Jokowi & Luhut, Mereka Jahat
Baca juga: Sudah Hajar Kombes Sumardji Sampai Berdarah, Tim Official Thailand Dimaafkan-Tak Jadi Dipidana
"Hari ini saya simak baik-baik keterangan daripada Kapuspenkum. Ada pengakuan yang menyatakan ia meminta Rp 500 juta untuk anak-anak setiap bulannya. Dengan proyek negara kerugian Rp 8 triliun," ujar Paloh dikutip dari Kompas.com pada Rabu (17/5/2023).
Paloh mendesak aparat penegak hukum untuk mengumpulkan bukti-bukti lebih banyak terkait penetapan tersangka Plate ini.
"Kalau tidak ada pendalaman lebih untuk mengumpulkan bukti-bukti yang lebih memberatkan, ya semakin lebih sedih lagi kita terlalu mahal dia untuk diborgol," ujar dia.
"Dalam kapasitas dirinya sebagai menteri, sebagai sekjen partai, terlalu mahal, terlalu mahal," kata Paloh.
Maka dari itu, Paloh menegaskan, asas praduga tak bersalah harus selalu ditegakkan.
Sebab, kata dia, manusia tak lepas dari kesalahan.
Temui Surya Paloh Setelah Johnny G Plate Ditangkap, Anies Baswedan Bicara Keadilan
Anies Baswedan langsung menemui Ketua Umum (Ketum) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh sesaat Johnny G plate ditangkap pada Rabu (17/5/2023).
Dalam kesempatan tersebut, dirinya menyampaikan keprihatinannya atas kasus korupsi yang menjerat politisi Partai NasDem itu.
"Saya merasakan keprihatinan yang luar biasa, tapi di sisi lain saya menyaksikan seorang yang konsisten, seorang yang presisten, seorang yang kukuh dalam memegang prinsip, komitmen, betapa pun besar cobaan, ujian, tantangan yang harus dihadapi atas sikap, atas pilihan yang dilakukan," kata Anies di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Rabu (17/5/2023) malam.
Baca juga: Sudah Hajar Kombes Sumardji Sampai Berdarah, Tim Official Thailand Dimaafkan-Tak Jadi Dipidana
Baca juga: Rumahnya Digembok, Tuti dan Anaknya Terjebak, Teriak-teriak Minta Tolong-Baru Dibuka Setelah 3 Hari
Dikutip dari KOMPAS.TV, ia mengaku bangga dan kagum dengan sosok Surya Paloh yang berani mengambil sikap dan memegang prinsip untuk menjaga persatuan.
"Begitu banyak orang mengatakan A B C D E tentang kami, dan Bang Surya Paloh sebagai seorang nasionalis sejati melakukan pengujian, pembuktian, pemantauan, dan sampai kepada sikapnya," ujarnya.
"Konsekuensi dari sikap dan pilihan yang diambilnya besar bagi Bang Surya Paloh dan bagi Nasdem," imbuhnya.
"Tapi tadi di ruangan kami ngobrol, berdiskusi, saya menyaksikan dari dekat, pribadi-pribadi yang bergeming, pribadi-pribadi yang teguh dalam sikap, memilih untuk menghadapi ini semua."
"Cobaan, tantangan yang muncul atas konsekuensi keputusan-keputusan dengan keyakinan bahwa Tuhan, Allah SWT akan berpihak kepada kebenaran," jelas Anies.
Ia pun meyakini bahwa tantangan besar yang akan dihadapinya bersama Nasdem akan bisa dilewati.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menegaskan, tak ada yang berubah dari hubungan dirinya dengan Surya Paloh maupun Nasdem.
"Tadi dijelaskan, tidak ada sedikit pun yang berubah, ikhtiar kita untuk bekerja menghadirkan keadilan kesetaraan, menjaga persatuan, jalan terus. Tidak ada yang berubah, tidak ada yang bergeser, dan tidak ada yang melambat," ungkapnya.
"Tadi kami sampaikan, kami jalan terus sesuai dengan semua rencana dan kami kirimkan pesan kepada seluruh rakyat Indonesia, justru karena besarnya tantangan ini kami makin yakin bahwa keadilan harus ditegakkan di negeri ini," lanjut dia.
Sebelumnya, Anies Baswedan menyambangi Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Rabu (17/5/2023).
Ia tiba untuk menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Dalam pantauan Kompas.com, bakal calon presiden yang telah diusung Partai Nasdem dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) itu tiba pukul 18.25 WIB.
Kunjungan itu berlangsung setelah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Johnny G Plate ditetapkan sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi.
Johnny yang menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) diduga terlibat korupsi pengadaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 1, 2, 3, 4 dan 5 Bakti Kementerian Kominfo tahun 2020-2022.
Namun Anies bungkam ketika ditanya soal agenda pertemuan dengan Surya Paloh hari ini.
“Nanti saja setelah pertemuan,” ucap Anies pada awak media.
Surya Paloh Dukung Kejagung Usut Aliran Dana Dugaan Korupsi Johnny G Plate: Kami Sangat Transparan
Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan sosok Menkominfo Johnny G Plate sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek BTS.
Kemudian, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pun mempersilakan Kejaksaan Agung (Kejagung), untuk mencari adanya aliran dana dugaan korupsi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate yang mengalir ke partainya.
Sebagai informasi, Johnny G Plate adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Kronologi Lengkap Ihsan Paksa Istri Layani Teman Lalu Bunuh Novrianto di Siak
Pertamina Ganti Rugi Motor Rusak Akibat Pertalite di Jatim: Ini Syarat dan Cara Klaimnya
3 Menteri Prabowo dengan Kepuasan Publik Tertinggi Versi Survei Terbaru
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Ancaman Bagi Makna Reformasi 1998?