Jokowi Dituduh Ijazah Palsu, Megawati Pernah Bernasib Sama, Dipersoalkan Lulusan SMA

- Minggu, 03 Agustus 2025 | 14:10 WIB
Jokowi Dituduh Ijazah Palsu, Megawati Pernah Bernasib Sama, Dipersoalkan Lulusan SMA




GELORA.ME - Tuduhan terhadap Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang memiliki ijazah palsu terus menggelinding.


Berhari-hari bahkan berminggu-minggu lamanya kasus yang belum dibuktikan secara scientifik ini belum juga menemui titik terang.


Terkait itu, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Kunto Adi Wibowo menilai isu ijazah palsu Jokowi membesar karena masyarakat menyukai gosip politik.


Kunto menjawab pertanyaan mengenai apakah mungkin ada sosok besar di balik kasus tersebut, mengingat kasus ini sudah berjalan lama.


“Kalau sosok besar atau tidak, itu perkara lain. Bisa ada, bisa tidak,” ujar Kunto Adhi Wibowo dikutip dari Kompas.TV, Senin (28/7/2025).


Namun menurut dia yang jadi pertanyaan mengapa kasus ini terus menggelinding menjadi besar dan lama.


"Energinya seakan-akan luar biasa. Mengapa? Karena ini salah satunya adalah motif rakyat Indonesia yang sangat suka dengan gosip politik,” imbuhnya.


Gosip politik tersebut, kata dia menjadi saluran pelepasan darii kemarahan masyarakat atas penderitaan sehari-hari di tengah himpitan ekonomi.


“Ini gosip politik untuk melampiaskan kemarahan atas penderitaan kita sehari-hari dengan ekonomi yang semakin wow, atau dengan kondisi kehidupan kita yang secara politik juga tidak membaik.”


“Ini kan akhirnya butuh saluran pelepasan. Saluran pelepasan yang paling gampang, paling enak ya yang receh-receh ini," ujarnya.


Sama dengan Kasus Ijazah Megawati di 2000


Kunto Adi Wibowo mengatakan mencontohkan kasus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di tahun 2000 yang disorot soal statusnya lulus SMA atau tidak.


"Misalnya tahun 2000-an isu Megawati hanya lulusan SMA itu juga cepat membesar (kasusnya),” ungkap dia.


Jelang Pemilu 2029 lalu, politik di Indonesia panas soal syarat calon presiden dan wakil presiden harus lulusan sarjana.


Isu itu terus berkembang sehingga status Megawati yang 'hanya' lulusan SMA pun jadi sorotan.


Megawati menempuh pendidikan dari SD sampai SMA di sekolah Perguruan Cikini Jakarta yakni dari tahun 1954-1965.


Setelah itu Megawati kuliah di Fakultas Pertanian di Universitas Padjajaran pada 1965-1967 tetapi tidak selesai.


Megawati lalu mencoba berkuliah lagi di Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia pada 1970-1972 tetapi tidak selesai.


Lalu apa tujuan politik semacam ini?


Kunto mengatakan gosip politik semacam ini dapat menjadi komoditas politik dan dilakukan oleh aktor siapa pun.


“Apakah itu kan ke 2029 tembakannya atau kepentingan-kepentingan jangka dekat, ya sangat mungkin. Apalagi kan Pak Jokowi masih aktif di politik walaupun melalui putra-putranya,” tambahnya.


“Saya sih terus terang salah satu yang tidak terlalu mengikuti isu ijazah palsu.”


Jokowi Sebut Ada 'Agenda Besar'


Sebelumnya Jokowi menyampaikan bahwa ada tokoh besar di balik Roy Suryo dalam kasus tudingan ijazah palsu.


"Saya sudah sampaikan, feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun pemakzulan. Artinya memang ada orang besar, ada yang membackup. Semua sudah tahulah," ujar Jokowi ditemui di kediamannya, pada Jumat (25/7/2025).


Jokowi menyebut ada manuver politik besar di balik serangan-serangan tersebut.


"Kan saya sudah sampaikan, feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun permakzulan," kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah.


Menurutnya, serangkaian isu yang menyerang dirinya dan keluarga berkaitan erat dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan politik.


"Artinya memang ada orang besar, ada yang back up, ya itu aja," jelas Jokowi, tanpa menyebutkan nama.


Jokowi juga menyebut bahwa keterlibatan elite politik dalam dinamika ini bukan lagi menjadi rahasia.


"Ya semua sudah tahulah," ujarnya.


Tanggapan Kubu Roy Suryo


Kubu Roy Suryo yang mempersoalkan dugaan ijazah palsu Jokowi  menilai pernyataan Jokowi terkesan bermain peran sebagai korban atau playing victim dan meminta agar polemik ini diselesaikan dengan bukti, bukan narasi politik.


"Tak perlu mengedarkan narasi tentang adanya orang besar di balik perjuangan kawan-kawan yang hari ini ingin mengungkap kasus ijazah palsu," ujar kuasa hukum Roy Suryo, Ahmad Khozinudin, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025).


"Tidak perlu melakukan playing victim punya perasaan politik seolah-olah ingin di-downgrade, punya feeling ada orang besar, tidak perlu," sambungnya.


Khozinudin juga meminta Jokowi untuk menunjukkan ijazah aslinya apabila ingin mengakhiri polemik terkait kasus ijazah palsu tersebut.


"Jika memang tujuannya untuk mengakhiri polemik ini, tunjukkan ijazah asli kepada publik. Namun, tentunya jika ada, karena jika ada, tunjukkan saja dan selesai," kata dia.


"Jangan justru mengeluarkan narasi yang tidak relevan dengan upaya pembuktian kasus ini," lanjut Khozinudin. 


Sumber: Tribun

Komentar