Guru Gembul Kecewa ke Rocky Gerung: Tajam ke Jokowi Tumpul ke Prabowo!

- Selasa, 29 Juli 2025 | 16:15 WIB
Guru Gembul Kecewa ke Rocky Gerung: Tajam ke Jokowi Tumpul ke Prabowo!




GELORA.ME - Sosok Rocky Gerung selama ini lekat dengan citra sebagai kritikus paling tajam dan tanpa kompromi terhadap kekuasaan.


Namun, tajinya yang dulu dianggap brutal saat mengkritik presiden sebelumnya, Jokowi, kini dinilai telah tumpul di hadapan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.


Kekecewaan atas perubahan sikap Rocky Gerung disuarakan secara lantang oleh pengamat sosial dan politik, Guru Gembul.


Menurut Guru Gembul, ada sebuah momen kunci yang menjadi titik balik, yakni pertemuan Rocky Gerung dengan politisi Gerindra Sufmi Dasco dan beberapa tokoh lainnya.


Sejak saat itu, frekuensi dan intensitas kritik Rocky terhadap pucuk pimpinan kekuasaan seolah lenyap, menyisakan kekecewaan bagi mereka yang selama ini melihatnya sebagai penjaga nalar publik.


Guru Gembul mencoba memahami akar perubahan ini, yang ternyata berawal dari kekaguman Rocky Gerung yang sudah lama terpendam terhadap Prabowo Subianto.


"Ada sebuah momen di mana Pak Rocky Gerung mengatakan bahwa beliau itu adalah seorang yang kagum pada Prabowo Subianto bahkan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu sejak Pak Rocky itu sering ngobrol dengan Pak Adnan Buyung Nasution almarhum," ungkap Guru Gembul dikutip dari akun Youtube-nya.


Kekaguman tersebut bukan tanpa sebab. 


Rocky, menurut penuturan Guru Gembul, melihat adanya sebuah visi besar dalam diri Prabowo yang selaras dengan lingkaran intelektualnya.


"Di sana Pak Roki itu kagum ketika Pak Prabowo Subianto itu punya visi besar, punya misi agung, yaitu menjadi pemimpin sosialis global atau setidaknya Asia lah," tambahnya.


Guru Gembul menilai kekaguman ini wajar, mengingat rekam jejak Rocky Gerung yang dikenal dekat dengan tokoh-tokoh berhaluan sosialis.


"Jadi wajar kalau misalkan Pak Rocky Gerung itu kagum terhadap Pak Prabowo Subianto karena visi sosialisme globalnya itu," ujarnya.


Namun, yang menjadi sumber kekecewaan utamanya adalah hilangnya konsistensi Rocky sebagai seorang oposan nalar. 


Ia menyoroti bagaimana sikap Rocky berubah drastis setelah pertemuan penting tersebut.


"Tetapi yang pada akhirnya membuat saya kecewa adalah ternyata Pak Rocky Gerung sejak saat pertemuan dengan Sufmi Dasco tidak pernah lagi mengkritik Pak Prabowo Subianto. Tidak yang halus maupun yang kasar. Semuanya tuh jadi nampak netral sama sekali," tegas Guru Gembul.


Ia mengamati, jika pun ada kritik, sifatnya sangat lunak dan tidak lagi menyasar langsung sang presiden. 


Kritiknya kini dialihkan ke target-target yang lebih aman.


"Jadi ya kadang-kadang Pak Rocky itu mengkritik, tetapi mengkritiknya itu tidak jauh dari, satu, pejabat-pejabat di bawah Pak Prabowo, dua, pada Gibran putra Jokowi, kemudian yang ketiga pada kedekatan Pak Prabowo dengan Pak Jokowi, dan kemudian kadang-kadang hanya memberikan tantangan saya menantang Prabowo Subianto begini tapi tidak ada kritiknya," paparnya.


Perubahan drastis inilah yang membuatnya menyimpulkan bahwa Rocky Gerung yang dikenal publik selama ini telah tiada. 


Sosok kritikus tanpa pandang bulu itu kini telah berganti rupa.


"Jadi kalau misalkan kita mengenal Pak Rocky Gerung itu adalah seorang kritikus yang hebat, yang handal, yang brutal, yang menghabisi dan menelanjangi presiden sebelumnya itu sekarang kita tidak menemukan itu lagi. Nampaknya karakteristik Pak Rocky yang dulu itu sudah hilang, sudah mati," simpulnya dengan tajam.


Guru Gembul menegaskan bahwa kekecewaannya bukan karena Rocky mengagumi Prabowo. 


Ia secara pribadi menghormati pilihan politik setiap individu, termasuk Rocky. 


Ia bahkan mengaku turut menghormati dan mengagumi Prabowo Subianto sebagai presiden pilihan rakyat.


"Patut digaris bawahi di sini adalah bahwa saya sama sekali tidak keberatan ketika Pak Rocky itu kagum secara pribadi kepada Pak Prabowo. Saya tidak keberatan dengan itu. Saya juga sama sekali tidak keberatan ketika Pak Rocky itu berafiliasi misalkan dengan salah satu partai politik itu juga enggak keberatan. Bergabung dengan koalisi itu juga tidak keberatan. Itu adalah hak pribadi beliau," jelasnya.


"Dan fakta bahwa Pak Prabowo Subianto adalah presiden yang dipilih oleh sebagian besar rakyat Indonesia yang harus kita hormati. Dan saya secara pribadi juga menganggap bahwa Pak Prabowo Subianto adalah orang yang tulus, orang yang baik, orang yang punya idealisme yang tinggi dan saya juga termasuk kagum sama beliau. Itu juga oke," lanjutnya.


Sumber: Suara

Komentar