Waduh! Kata Kader PDIP: Jokowi Seharusnya Jadi Napi, Bukan Dianggap Nabi

- Jumat, 13 Juni 2025 | 20:25 WIB
Waduh! Kata Kader PDIP: Jokowi Seharusnya Jadi Napi, Bukan Dianggap Nabi




GELORA.ME - Politikus PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean menilai pikiran Dedy Nur Palakka rusak setelah politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menilai Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) pantas menyandang status nabi.


Ferdinand pun menilai pernyataan tersebut menyesatkan publik.


"Jadi, ini nalarnya sudah rusak Dedy Nur Palakka ini, overkultus dan itu menyesatkan ke masyarakat," kata dia saat dihubungi, Jumat (13/6).


Ferdinand mengatakan Jokowi tidak pantas dianggap sebagai nabi. Terlebih lagi, jika menilik perbuatan Gubernur Jakarta itu selama memimpin Indonesia. 


"Jokowi itu tidak pantas sebagai seorang nabi, justru Jokowi itu seharusnya menghadapi proses hukum karena dianggap patut diduga banyak sekali pelanggaran, penyimpangan dilakukan," lanjutnya.


Toh, kata Ferdinand, OCCRP sebagai lembaga internasional terkait kejahatan terorganisasi pernah memasukkan nama Jokowi sebagai finalis pemimpin dunia terkorup.


Menurut Ferdinand, beberapa hal itu yang mendasari Jokowi tidak layak menyandang status nabi.


"OCCRP memasukkannya (Jokowi, red) sebagai pemimpin terkorup di dunia. Finalis pimpinan terkorup," ujar dia.


Kader PSI Dinilai Menistakan Rasul


Politikus PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean menilai kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedy Nur Palakka menistakan rasul setelah menyebut Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) layak dianggap nabi.


"Ini sudah masuk kategori penistaan terhadap nabi-nabi yang ada yang dipercayai," kata dia melalui layanan pesan, Jumat (13/6).


Ferdinand mengatakan selama ini umat Muslim dan Kristen memercayai nabi ialah utusan Tuhan yang membawa pesan Sang Pencipta.


Namun, dia mempertanyakan pesan yang dibawa Jokowi dari Tuhan ketika Dedy menilai eks Gubernur Jakarta itu dianggap nabi.


"Kalau kita membandingkan dengan Jokowi, pesan apa yang disampaikan Tuhan melalui Jokowi? Tidak ada," kata Ferdinand.


Pria kelahiran Sumatera Utara (Sumut) itu menyebut sosok nabi yang selama ini dipercayai umat ialah figur bersih, jujur, dan tak berdosa.


Dia pun meragukan Jokowi memiliki kejujuran seperti para nabi.


Terlebih lagi, bapak Wapres RI Gibran Rakabuming Raka itu pernah masuk nominasi pemimpin terkorup di dunia versi.


"Semua kehidupannya sekarang ini sedang dikuliti rakyat, dan ini menunjukkan bahwa memang Jokowi banyak masalah, banyak ketidakberesan selama menjabat," kata Ferdinand.


Sebelumnya, kader PSI Dedy Nur Palakka yang menyebut Presiden ketujuh RI Jokowi memenuhi syarat untuk menjadi seorang nabi.


Dedy dalam tulisannya di media sosial x mengeklaim bahwa Jokowi itu sosok yang memenuhi syarat menjadi nabi.


"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuma sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat," demikian Dedy menuliskan di x seperti dikutip Kamis.


Politikus PSI Sebut Jokowi Memenuhi Syarat Jadi Nabi, Pengamat: Irasional!


Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menilai pernyataan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang menyamakan Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai nabi ialah ciri orang yang suka mengultuskan figur.


Dia menilai orang yang suka mengultuskan figur tentu punya penilaian yang tak rasional, sehingga publik selayaknya menyueki.


"Orang yang suka mengultuskan seseorang tentu tipikal orang irasional. Oleh karena itu, penilaian orang seperti ini tak perlu dihiraukan," kata Jamiluddin melalui layanan pesan, Kamis (12/5).


Pengamat dari Universitas Esa Unggul itu juga mengatakan orang yang mengultuskan figur perlu dicek kesehatan jasmani dan rohani.


"Sebab, orang yang normal tidak akan menyamakan Jokowi dengan nabi," kata Jamiluddin. 


Terlebih lagi, lanjut dia, Jokowi hingga saat ini sosok kontroversial. Dalam banyak hal disebut sebagai figur antagonis.


"Jadi, penilaian irasional semacam itu akan terus bermunculan bila di negeri ini banyak yang asal bapak senang atau ABS," ungkapnya.


Sumber: JPNN

Komentar