GELORA.ME - Masyarakat Aceh bergolak marah terkait keputusan yang dikeluarkan Mendagri Tito Karnavian yakni Pulau Panjang, Lipan, Mangkir Gadang, dan Mangkir Ketek masuk di dalam wilayah administrasi Sumatera Utara.
Keputusan mendagri Penyerahan ke 4 pulau tersebut berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri no 300.2.2-2138 Tahun 2025 tentang pemutakhiran data wilayah administratif dan pulau.
“Dalam keputusan Menteri Dalam Negeri yang ditaken pada tanggal 25 April 2025 itu disebutkan bahwa bahwa Empat Pulau Panjang, Lipan, Mangkir Gadang, dan Mangkir Ketek masuk di dalam wilayah administrasi Sumatera Utara,”
Presiden Prabowo diminta untuk tidak menganggap remeh soal keberatan warga Aceh karena 4 pulau milik mereka yang ada di kabupaten Aceh Singkil diserahkan oleh menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ke Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.
Hal ini bisa membuka luka lama rakyat Aceh merasa dikhianati kembali oleh pemerintah pusat dan mereka.
👇👇
Jangan sampai negara membangunkan Singa Tidur...!
— Jhon Sitorus (@jhonsitorus_19) June 10, 2025
Siapa yang tidak MARAH kalo jadi Gubernur Aceh sekarang? Saya juga akan melakukan hal yang sama (meninggalkan Bobby Nasution) sekalipun dia datang sebagai tamu.
Aroma politisnya makin kental apalagi Gubernur Sumut (Bobby… pic.twitter.com/paOW5eCiIb
Demikian dikutip akun YouTube Hersubebo Arief bertema ”Marah 4 Pulau Diserahkan Ke Sumut, Gub Aceh Tinggalkan Bobby! Gak Belajar Kasus Daud Bereueh", (10/6/2025).
Sejarah mencatat pemberontakan Aceh yang dipimpin Teungku Daud Beureuh dipicu oleh kekecewaan kepada Presiden Soekarno yang dianggap banyak tidak memenuhi janjinya kepada rakyat Aceh dan kemudian pemicu yang menjadi keputusan untuk melawan pemerintah pusat.
Perlawanan ini disebabkan keputusan pemerintah pusat untuk menurunkan status Aceh sebagai daerah Keresidenan dan kemudian digabungkan dengan Sumatera Utara.
Akibat dari kekecewaan Aceh terhadap pemerintahan pusat, pada September tahun 1953 Teungku Daud Beureuh menyatakan Aceh memisahkan diri dari NKRI dan menjadi bagian dari Darul Islam TI.
Kunjungan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution mantu mantan Presiden Jokowi ke Aceh pada 4 Juni 2025 untuk menemui Gubernur Aceh Muzakir Manaf timbulkan kekekcewaan masyarakat Aceh.
Kunjungan Bobby Nasution ditemani Bupati Sumatera Utara Masinton Pasaribu. Kekecewaan Masyarakat Aceh pasalnya, Sumatera Utara ingin mengelola 4 Pulau milik Aceh.
“Media menyebutkan Gubernur Aceh Manaf meninggalkan Bobby Nasution dengan dalih sudah terjadwal untuk melakukan kunjungan kerja ke daerah Aceh Barat daya,” kata Hersubeno Arief.
Bobby dikabarkan memang melakukan kunjungan ke Aceh secara mendadak.
Bobby Nasution mencoba menawarkan kerja sama mengelola empat (4) pulau yang semula dimiliki warga Aceh, oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian diserahkan ke Sumatera Utara.
“Soal ini, kalau namanya mengelola itu kan berarti ya secara tidak langsung Aceh mengakui kepemilikan Sumatera Utara. Padahal kan sekarang, selama ini meraka anggap bahwa wilayah itu definitif milik mereka,” jelas Hersubeno.
“Jadi ya untuk apa Bobby kemudian menawarkan kerjasama seperti itu. Dan itulah kemudian Muzakir Manaf memutuskan untuk meninggalkan Bobby dengan alasan ada kunjungan kerja ke Aceh Barat daya yang sudah terjadwal. Manaf menemui Bobby hanya sebentar dan dipersilahkan untuk melanjutkan berbicara dengan para stafnya,” sambungnya.
Muzakir Manaf dikenal sebagai mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka, melakukan tindakan tersebut cukup halus yakni mempersilahkan Bobby melanjutkan pembicaraan dengan para staf Gubernur Aceh dan dia sendiri memilih untuk pergi meninggalkan ruangan.
“Jika Bobby Nasution memiliki sensitif tersebut seharusnya ia paham bahwa Muzakir Manaf itu melakukan penolakan secara halus kerjasama pengelolaan 4 pulau . Ini malah Bobby menyatakan bahwa Zakir Manaf nanti akan melakukan kunjungan balasan ke Medan untuk melanjutkan pembicaraan sebagaimana yang dia tawarkan. Malah Bobby mengatakan sebenarnya antara Aceh dan Sumatera Utara hubungannya sangat dekat,” jelas Hersubeno.
“Respon menantu Jokowi, Bobby Nasution seperti itu apakah dia tidak paham atau pura-pura tidak paham,” tanya Hersubeno.
Jika melihat respon masyarakat Aceh menolak keputusan Mendagri terkait 4 pulau di Wilayah Aceh untuk dikelola dalam bentuk kerjasama seperti yang ditawarkan Bobby, rasanya kemungkinannya kecil Gubernur Muzakir Manaf akan lakukan kunjungan balasan ke Medan sebagaimana yang katakan Bobby Nasution.
Hersubeno menyebutkan reaksi masyarakat Aceh atas keputusan Menteri Dalam Negeri yang ditandatangi pada 25 April 2025
“Mendagri sebaiknya untuk berhati-hati memahami kultur masyarakat Aceh. Aceh ini dikenal mempunyai harga diri yang sangat tinggi,” ujarnya.
“Kalau yang saya baca dari berbagai respon yang muncul di media maupun di media sosial banyak yang merasa keputusan Menteri Dalam Negeri telah menginjak-nginjak harga diri orang Aceh. Dan bagi orang Aceh harga diri ini adalah segala-galanya,” lanjutnya.
Orang Aceh menyebutnya ini sebagai Tueng Bila. Untuk menuntut harga diri yang iijak-injak, masyarakat Aceh bersedia perang sampai mati.
“Ini bukan sekedar garis di dalam peta tapi identitas dan martabat kami,” tegas Hersubeno mengutip ungkapan Panglima Kodam Iskandar Muda Mayor Jendral TNI Purnawirawan Teugku Abdul Hafil Fuddin putra Aceh.
“Menurut dia Aceh telah berkorban untuk NKRI, kini negara harus hadir menjaga keutuhan,” tambahnya.
Ia pun menyebutkan retorika-retorika semacam ini sama seperti dulu ketika Daud Beurueh di jaman Soekarno.
Bahkan pesawat pertama Seulawah itu sumbangan rakyat Aceh, ibu-ibu rakyat Aceh menyumbangkan emas mereka , harta mereka untuk membeli pesawat itu.
Kemarahan rakyat Aceh setelah keluarnya keputusan Menteri Dalam Negeri, mereka mengepung 4 pulau Singkil yang dicaplok Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menantu Jokowi.
Ratusan Warga dari beberapa desa berkumpul dalam Forum Bersama melakukan deklarasi pada 3 Juni 2025.
Ada beberapa video tersebar di media sosial yang mereka sebut penyerbuan pulau sengketa.
Mereka menyebut pulau-pulau tersebut milik kami, jangan macam-macam.
Mereka menuntut Sumatera Utara kembalikan pulau milik Aceh.
Hal itu pun disuarakan dari berbagai elemen masyarakat Aceh, LSM, Akademisi, nelayan, tokoh adat.
Sumber: JakartaSatu
Artikel Terkait
Luhut Heran Kasus Ijazah Jokowi Tak Selesai, Roy Suryo Kini Sibuk Siapkan Bahan Baru: Tunggu Saja!
Gubernur Sumut Minta Jangan ‘Panas-Panasin’ Rakyat Soal 4 Pulau: Bisa Terjadi Gesekan Sosial
NAH LHO! Eks Pegawai Kominfo Ungkap Budi Arie Tahu Praktik Penjagaan Situs Judi Online
Layak Ditunggu! Ungkap Ada Kejanggalan, Rismon Sianipar Bakal Cek Lokasi KKN Jokowi di Boyolali