GELORA.ME - Sutoyo Abadi, Koordinator Kajian Politik Merah Putih, mengungkapkan pandangannya terkait perkembangan uji forensik ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilakukan oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri.
Menurut Sutoyo, ada dugaan kuat bahwa hasil pemeriksaan tersebut nantinya akan menyatakan bahwa ijazah Jokowi adalah asli.
Ia menilai, langkah tersebut seolah mengindikasikan adanya tekanan politik agar isu ini segera selesai dan polemik yang muncul di masyarakat bisa reda.
Sutoyo menambahkan bahwa hal ini berangkat dari adanya perasaan terhina yang dirasakan Jokowi atas tuduhan ijazah palsu tersebut.
“Presiden merasa terhina sehina-hinanya, direndahkan serendah-rendahnya. Maka, instruksi dikeluarkan agar urusan dugaan ijazah palsu ini segera selesai,” ujar Sutoyo kepada wartawan, Senin (12/5/2025)
Menurut Sutoyo, Polri bergerak dengan cepat dalam menangani isu ini sesuai dengan arahan dari Jokowi.
Ia menyebut Polri sebagai “politik rekayasa titipan” yang berfungsi melindungi dan memenangkan Jokowi, apapun perkaranya.
Sutoyo menuding bahwa Polri saat ini mendapat order politik dengan orientasi yang menguntungkan Jokowi.
“Ketika Jokowi berani melapor ke polisi, itu artinya skenario sudah diatur dengan aman,” tegasnya.
Menurutnya, audit forensik yang dilakukan pun bisa saja diatur sedemikian rupa sehingga hasilnya menguntungkan pihak Jokowi.
Hal ini, kata Sutoyo, mengingatkan pada situasi Pilpres 2024, di mana hasil kemenangan sudah ditentukan bahkan sebelum pelaksanaan pemilu.
Sutoyo juga mengkritisi absennya pihak independen dalam proses audit forensik ijazah tersebut.
Menurutnya, aspirasi publik yang menginginkan adanya tim independen dalam uji forensik dianggap sebagai gangguan oleh pihak berwenang.
“Ini sudah masuk kalkulasi rekayasa, sehingga permintaan pihak independen dianggap sampah yang mengganggu kerja ‘Parcok’ (Partai Coklat),” katanya.
Lebih jauh, Sutoyo memprediksi akan ada kriminalisasi terhadap para pihak yang berusaha mengungkap kebenaran terkait ijazah Jokowi.
Ia menilai bahwa proses hukum yang berlangsung tidak lebih dari upaya legalisasi untuk menahan pihak yang dianggap sebagai ancaman politik.
Namun demikian, Sutoyo menekankan bahwa perjuangan untuk mencari kebenaran tidak akan berhenti, bahkan jika ada upaya penahanan.
Ia yakin bahwa pada akhirnya kebenaran akan menang, karena kebohongan tidak akan bertahan lama.
“Kebenaran akan muncul dengan sendirinya, menerobos kabut dusta dan rekayasa politik,” tegasnya.
Sutoyo menyampaikan dukungan kepada beberapa tokoh yang dianggap konsisten menyuarakan kebenaran dalam kasus ini, seperti Tuah Rismon Hasiholan Sianipar, Roy Suryo, Tifauzia Tyassuma, dan Rizal Fadhilah.
Ia menyebut mereka sebagai pejuang yang berdiri tegak meskipun diterpa tekanan politik.
“Rakyat Indonesia akan mendukung, dan Tuhan akan melindungi perjuangan kebenaran ini,” tutup Sutoyo.
Sumber: JakartaSatu
Artikel Terkait
Cerita Eks Hakim MK Lapor Perkara Pidana Tapi Langsung Dihakimi Polisi
Cerita Mahfud MD Soal Jual Beli Pasal UU di DPR, Harganya Rp 50 Juta Per Anggota
Eks Ketua MK Anwar Usman Disebut Dapat Tekanan, Tak Ada yang Bela Termasuk Jokowi
Usai Vonis Harvey Moeis, Hakim Eko Aryanto Dimutasi Ke Papua