Prabowo memberikan peringatan kepada para pengusaha yang selama ini meraup keuntungan dari berbisnis di Indonesia, tetapi justru lebih memilih menginvestasikan hasilnya di luar negeri.
"Di saat bangsa Indonesia membutuhkan dukungan, sikap semacam itu dapat berujung pada konsekuensi serius," kata Doni.
Prabowo juga pasti akan memberikan jaminan perlindungan usaha kepada para konglomerat. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni komitmen untuk terus berinvestasi dan membuka lapangan pekerjaan di dalam negeri.
Langkah Prabowo ini dipandang sebagai sinyal kuat bahwa pemerintahannya tidak akan mentoleransi praktik bisnis yang merugikan negara serta menunjukkan sikap tegas dalam menghadapi potensi gangguan ekonomi dan politik yang bisa timbul dari kasus-kasus korupsi besar.
Selain miliarder asal AS Ray Dalio, pertemuan Presiden Prabowo juga melibatkan penguasa Indonesia yakni Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam yang merupakan pemilik Jhonlin Group, pemilik Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan, dan pemilik Salim Group Anthony Salim, serta pemilik Adaro Boy Thohir.
Selain itu, Ketua Kadin Anindya Bakrie, Bos Lippo James Riady, konglomerat Medco Energy Hilmi Panigoro, Bos Sinar Mas Franky Oesman Widjaja, Bos Barito Pacific Prajogo Pangestu, Bos Trans Corp Chairul Tanjung hingga Bos Artha Graha Tomy Winata.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Roy Suryo Kritik Gibran: Acara Mancing di Hari Sumpah Pemuda Dinilai Tak Pantas
MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Dituding Cari Muka ke Prabowo
KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Whoosh, Libatkan Mantan Pejakat
Rismon Sianipar Klaim Prabowo Tahu Soal Ijazah Gibran: Fakta dan Perkembangan Terbaru