Namun demikian, menurut Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, hal ini sesungguhnya tidak terlalu mengejutkan. Sebab politik sangatlah dinamis.
Terlebih pascapilpres, partai-partai yang gagal mengusung jagoannya dan merasa dicurangi, bisa saja berkumpul menjadi satu membentuk poros baru di Pilkada.
"Politik kita ini kan suatu hal yang cair bahkan tak jarang juga sesama barisan sakit hati bertemu," katanya di Nasdem Tower, Jalan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/6).
Willy melanjutkan, ada perbedaan yang signifikan dalam proses pilpres dan pilkada. Di mana dalam pilkada, parpol cenderung pasif sebab yang menjadi episentrum adalah kandidat yang bertarung.
Nasdem sendiri hingga hari ini belum memutuskan figur yang akan diusung pada Pilkada Jakarta. Namun tak bisa dipungkiri sosok Anies Baswedan masih menjadi kandidat terkuat.
"Kalau Nasdem ini kan oke-oke aja," tandasnya.
Artikel Terkait
Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK Lagi: Fakta Kasus Korupsi Kuota Haji 2024
Kritik Prabowo Soal Wisata Bencana: Sinyal Tegas Konsolidasi Kabinet dan Komunikasi Pemerintah
Said Didu Peringatkan Prabowo Soal Kudeta Sunyi, Soroti Tindakan Kapolri Listyo Sigit
Presiden Prabowo Larang Pejabat Hanya Foto-foto di Lokasi Bencana, Tegur Keras Pencitraan