"Jadi, Jokowi sebagai Presiden ingin menjamin Pemilu 2024 dibangun dengan kondisi kondusif," sambungnya menduga.
Terlebih, Efriza yang juga mengajar kuliah S1 jurusan ilmu pemerintahan di UNPAM mengamati Jokowi sudah bermanuver untuk mempertahankan kekuasaannya tanpa tergantung pada PDIP.
Sebabnya, dia meyakini Jokowi sudah gerah dengan PDIP yang menganggap dirinya hanya petugas partai.
Dengan begitu, manuver politik yang dilakukannya untuk meloloskan Gibran menjadi cawapres Prabowo adalah pembuktian kemampuannya dalam berpolitik praktis.
Oleh karenanya, Efriza memperkirakan jabatan Kepala BIN juga bakal diamankan Jokowi dengan menunjuk orang pilihannya yang diduga mengarah kepada Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.
Hal itu agar tidak lagi dikuasai oleh PDIP seperti yang terjadi pada 2016. Kala itu, PDIP melalui ketua umumnya, mengintervensi Jokowi untuk menunjuk Budi Gunawan menggantikan Sutiyoso.
"Karena saat diproyeksikan sebagai calon Kapolri di periode pertama Jokowi, yang ngotot adalah PDIP di tengah polemik penolakan masyarakat terhadap Budi Gunawan," tuturnya.
"Jadi, jika Yudo Margono diproyeksikan sebagai Kepala BIN menggantikan Budi Gunawan, itu artinya Jokowi ingin membangun," pungkas Efriza.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Gus Yaqut Diperiksa KPK 8 Jam Soal Korupsi Kuota Haji, Kerugian Negara Rp 1 Triliun
Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK Lagi: Fakta Kasus Korupsi Kuota Haji 2024
Kritik Prabowo Soal Wisata Bencana: Sinyal Tegas Konsolidasi Kabinet dan Komunikasi Pemerintah
Said Didu Peringatkan Prabowo Soal Kudeta Sunyi, Soroti Tindakan Kapolri Listyo Sigit