Saat Elite PDIP Bertubi-tubi Kritik Keluarga Jokowi, Fahri Hamzah Ungkit Buronan Harun Masiku

- Rabu, 01 November 2023 | 16:00 WIB
Saat Elite PDIP Bertubi-tubi Kritik Keluarga Jokowi, Fahri Hamzah Ungkit Buronan Harun Masiku

Dia kemudian ditetapkan sebagai buronan KPK pada Januari 2020.


Harun juga telah dicegah untuk bepergian ke luar negeri.


Bahkan, Harun Masiku telah ditetapkan sebagai buronan internasional.


KPK telah meminta Interpol untuk menerbitkan red notice atas nama Harun Masiku.


Kendati demikian hingga kini belum diketahui keberadaan Harun Masiku.


Sejumlah pihak telah diperiksa terkait kasus Harun Masiku ini, termasuk Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto  yang diperiksa KPK pada Jumat 24 Januari 2020 lalu.


Termasuk Anggota DPR dari PDIP Riezky Aprilia juga pernah diperiksa KPK pada Jumat 7 Februari 2020.


Riezky merupakan rekan Harun Masiku, sama-sama kader dan caleg PDIP pada Pemilu 2019 Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I.


Katanya Harun Masiku di Indonesia?


Agustus 2023 lalu, Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri (Kadivhubinter), Irjen Krishna Murti, menyebut Harun Masiku berada di Indonesia.


Terkait itu, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana, menilai KPK tidak serius mencari Harun Masiku. 


Menurut Kurnia, pernyataan terkait keberadaan Harun Masiku yang disampaikan Irjen Khrisna justru menunjukkan kinerja KPK yang bobrok. 


ICW memandang penanganan KPK terhadap dugaan suap Harun Masiku ini sudah terlalu berlarut-larut.


"Perkara ini sudah terlalu lama, sudah sejak awal 2020 lalu, berarti sudah tiga tahun KPK tak bisa menemukan dan meringkus yang bersangkutan," ujarnya, dikutip dari YouTube KompasTV, Selasa (8/8/2023).


Kurnia Ramadhana menduga ada alasan besar mengapa KPK seolah tak tegas memproses Harun Masiku. 


Menurut Kurnia, di balik tak ditangkapnya Harun Masiku, KPK ingin melindungi seseorang di partai politik agar tidak menjalani proses hukum.


Jika Harun diciduk, kata Kurnia, maka kasus itu akan menyeret politikus papan atas yang tak disebutkan namanya itu. 


"Dugaan kami, KPK ingin melindungi elite partai tersebut,” tutur Kurnia


Sumber: Tribunnews

Halaman:

Komentar