Kemudian, eks Gubernur DKI Jakarta ini menyinggung bagaimana perbedaan sistem demokratik dan non-demokratik.
Menurut dia, karena demokratik memiliki pilar trust atau kepercayaan maka ini adalah demokrasi yang mengandalkan keterbukaan dan mengandalkan kebebasan. "Sedangkan non-demokratik itu mengandalkan rasa takut, fear.
Maka dari itu perhatikan rezim-rezim otoriter pasti menggunakan rasa takut untuk menjalankan kekuasaannya begitu rasa takut itu hilang, rezimnya tumbang," ujarnya.
Bahkan, dia menceritakan bagaimana rezim pada tahun 1978 saat di mana Presiden Soeharto menjabat dan dimulainya orde baru itu pada akhirnya tumbang. "Bahkan ketika transisi di 1978 itu karena fear itu ada. Semua bergerak. Begitu fear hilang maka rezim tumbang," tegas dia.
"Jadi kalau ada pasal-pasal dalam Undang-Undang yang mengganggu kebebasan berekspresi sudah seharusnya itu direvisi dan sudah seharusnya melindungi kebebasan berekspresi," tandas dia.
Sumber: tvOne
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Whoosh, Libatkan Mantan Pejakat
Rismon Sianipar Klaim Prabowo Tahu Soal Ijazah Gibran: Fakta dan Perkembangan Terbaru
Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh: DPR Dukung KPK Usut Tuntas
Wakil Wali Kota Bandung Erwin Bantah OTT Kejaksaan: Ini Faktanya