Mengapa diprotes warganet?
Di media sosial pembangunan patung Sukarno raksasa ini menuai polemik.
Sejumlah warganet ada yang menyebut proyek tersebut tidak ada urgensinya.
Seperti yang ditulis mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di akun twitternya @lukmansaifuddin, "Sebagai pengagum Bung Karno dan dengan segala dan sebesar-besarnya takzim saya kepada beliau, saya mempertanyakan urgensi pembangunan patung beliau dengan biaya sebesar itu."
Kemudian ada juga akun @RidhoBudiman16 yang berkata, "Serius tanya, apakah manfaat patung ini untuk rakyat dan masyarakat Bandung?"
Ada juga akun @Stevanliu yang mencuit, "Kita hormat dengan pendiri RI tetapi jangan semua dibangun patung, lebih baik uang segitu untuk program kesejahteraan atau pembangunan transportasi publik."
https://twitter.com/NaerniaDiana/status/1691431976262324225
https://twitter.com/rahmani_ima/status/1691495562711904263
https://twitter.com/muchlis_ar/status/1691424975457320960
https://twitter.com/nldaanwr/status/1691721094255054853
'Kalau hanya patung apa menariknya?'
Pakar tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Denny Zulkaidi, juga mempertanyakan urgensi pembangunan patung raksasa Sukarno.
Menurut dia untuk menjadi Kota Mandiri maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah keberadaan lapangan pekerjaan agar menghidupkan kawasan tersebut. Setelah itu, baru membangun perumahan.
"Kalau patung makan biaya, apa manfaatnya? Untuk selfie aja? Saya tidak menganggap patung akan jadi daya tarik utama," jelas Denny Zulkaidi kepada BBC News Indonesia, Jumat (18/08).
"Kalau patung itu salah satu daya tarik mungkin bisa dipertimbangkan. Tapi kalau satu-satunya apa ya orang mau datang? Paling lihat-lihat aja selesai, tidak akan lama menghabiskan waktu di sana."
Sepengetahuannya lokasi bekas perkebunan teh tersebut tadinya bakal dibangun kampus ITB namun batal lantaran tak ada kesepakatan.
Kemudian akan menjadi lokasi TOD Kereta Cepat Jakarta-Bandung, tetapi lagi-lagi batal.
Baginya investor dan Pemkab Bandung Barat harus mencari gagasan baru yang tidak hanya menjual patung raksasa Sukarno untuk menjadi daya tarik Kota Walini Raya.
Semisal membangun universitas, lembaga penelitian, atau hotel.
"Kalau ada itu mungkin akan hidup daripada dibuat patung setinggi itu."
Sumber: bbc
Artikel Terkait
Prabowo Beberkan Skala MBR: Setara Beri Makan 7 Kali Populasi Singapura
Prabowo Presiden Tanpa Wapres: Langkah Berani atau Risiko Besar?
Saut Situmorang Beberkan Alasan Potensi Ijazah Jokowi Palsu Sangat Besar
Laode Ida Beberkan Dugaan Gangguan Bobby Nasution ke Aceh Diperintah Langsung Jokowi