Kader Demokrat Sebut Lebih Baik Keluar dari Koalisi Perubahan Dibanding Terima Gatot Jadi Cawapres Anies

- Selasa, 11 Juli 2023 | 23:31 WIB
Kader Demokrat Sebut Lebih Baik Keluar dari Koalisi Perubahan Dibanding Terima Gatot Jadi Cawapres Anies

Terkait hal itu, dilansir dari Kilat, pakar hukum tata negara Refly Harun berkomentar. Ia juga menyinggung kedua nama tokoh, AHY dan Yenny Wahid yang sempat diprediksi akan mendampingi Anies pada 2024.


Menurut Refly Harun, disebutnya AHY sebagai bakal cawapres Anies membuat Partai NasDem tidak senang. Pasalnya, apabila AHY maju sebagai cawapres Anies, maka Partai Demokrat akan mendapat kutil efek secara ganda.


"AHY memang menjadi sulit karena dia tidak disukai oleh kubu NasDem, walaupun kita harus paham tidak sukanya karena apa," kata Refly Harun.


"Tapi intinya NasDem tidak begitu happy dengan AHY. Ya ini mungkin menyangkut bahwa di antara partai politik ini juga bersaing untuk mendapat kutil efek dari pencalonan Anies Baswedan. Dan kalau misalnya Demokrat bisa mengajukan AHY, maka double," lanjutnya.


Sedangkan, Refly Harun menyebut PKS hanya akan fokus pada pengamanan suara. PKS disebutnya tidak akan terlalu mempersoalkan sosok mana yang akan didapuk sebagai cawapres Anies dan akan ikut siapa saja yang disetujui oleh para petinggi partai koalisi.


Meski demikian, PKS akan lebih diuntungkan apabila cawapres Anies berasal dari luar koalisi. Dengan begitu, PKS akan mendapatkan posisi yang sama dalam pencalonan Anies Baswedan.


Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi itu menilai, sosok cawapres tidak akan terlalu memengaruhi suara. Menurutnya, figur capres lah yang paling penting. Pasalnya, publik akan lebih melihat siapa yang diusung sebagai capres dibanding cawapres.


Refly Harun juga menilai Gatot Nurmantyo sebagai sosok yang powerful, terutama terkait pengamanan suara.


"Kalau pengamanan suara, tentu Gatot akan jauh lebih powerful dibandingkan dengan... katakanlah AHY," imbuhnya.


Sumber: suara

Halaman:

Komentar