Jadi jelas sinyalnya Megawati mau bilang eh Pak Jokowi kita enggak ada soal dengan Anies, kira-kira begitu, mudah dibaca Pak Jokowi ingin menyingkirkan Anies, Megawati justru merangkul partai yang pro Anies, jadi kultur politiknya berubah akhirnya," papar Rocky Gerung.
"Dengan kata lain Pak Jokowi juga akhirnya punya semacam keputusan bahwa kalau begitu dia harus sepenuhnya mendukung Prabowo, jadi dalam pertukaran ini yang paling untungnya Gerinda terus, Prabowo terus," sambunya.
Kemudian, Rocky Gerung mengatakan, Jokowi sudah tidak mungkin lagi mendukung PDIP yang mempunyai potensi menjagokan Anies dalam putaran kedua, dan permasalahan akan selesai jika ia sepenuhnya mendukung kepada Prabowo.
"Karena nggak mungkin lagi ada keragu-raguan masa Jokowi mendukung PDIP, di mana PDIP potensi mendukung Anies kan enggak begitu lihatnya," ujarnya.
"Jadi pak Jokowi udah putuskan aja udah sekali ucapkan kami pak Jokowi ada di kubu Prabowo selesai problem, sementara Megawati punya potensi untuk bergabung dengan koalisi perubahan kalau ada putaran kedua," sambungnya.
Rocky Gerung juga mengatakan, Megawati telah mencapai kesepakatan dari awal.
"Entah Anies atau Ganjar yang maju mereka bikin semacam deal atau tukar tambah dari awal, jadi itu settingnya," pungkasnya.
Sumber: suara
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Whoosh, Libatkan Mantan Pejakat
Rismon Sianipar Klaim Prabowo Tahu Soal Ijazah Gibran: Fakta dan Perkembangan Terbaru
Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh: DPR Dukung KPK Usut Tuntas
Wakil Wali Kota Bandung Erwin Bantah OTT Kejaksaan: Ini Faktanya