Pasalnya, jika cawe-cawe tersebut terus dilakukan, justru menimbulkan kecurigaan soal maksud dan tujuan sebenarnya. “Kalau masih diterus-teruskan, menjadi pertanyaan apa maksud dan tujuannya?” ujar Denny.
Pakar Hukum Tata Negara itu mengatakan salah satu hipotesis yang tak terhindarkan adalah perpanjangan masa jabatan presiden karena terjadinya kegaduhan politik yang sebenarnya ditimbulkan oleh Presiden Jokowi sendiri.
“Salah satu hipotesis yang tidak terhindar terlintas di kepala saya adalah, Presiden Jokowi justru mengundang ketidakpastian dan kegaduhan, yang ujungnya menunda pemilu, dan memperpanjang masa jabatannya sendiri. Semoga hipotesis saya keliru,” ujar Denny.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi sempat terang-terangan akan cawe-cawe terkait kontestasi politik Pemilu 2024 mendatang. Hanya saja, hal itu dilakukannya dalam makna positif.
“Karena itu saya cawe-cawe. Saya tidak akan netral karena ini kepentingan nasional,” ujar Jokowi ketika bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Jakarta pada Senin (29/5/2023).
Sumber: suara
Artikel Terkait
Nadiem Copot 2 Pejabat Penolak Proyek Chromebook: Fakta Korupsi Rp2,1 Triliun
KPK Geledah 3 Lokasi & Amankan Dokumen Kasus Suap Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya
Dokter Tifa Kritik Gelar Perkara Ijazah Jokowi: Hanya Ditunjukkan 10 Menit, Tidak Boleh Disentuh
Gus Yaqut Diperiksa KPK 8 Jam Soal Korupsi Kuota Haji, Kerugian Negara Rp 1 Triliun