Ray Rangkuti mengurai bahwa salah satu kontrol dalam pemilu adalah para caleg. Tanpa keterlibatan caleg oligarki bisa lebih mudah masuk ke partai.
Oligarki, sambungnya, tidak perlu mengendorse langsung ke caleg yang diinginkan. Sementara partai sebagai penentu pileg bisa langsung bernegosiasi dengan oligarki tentang siapa caleg yang disepakati.
“Di situ kartel muncul. Jadi kalau ada yang bilang proporsional terbuka berbiaya besar, nah berapa biaya yang dikeluarkan kalau tertutup? Uang gede nggak keliatan gitu loh karena di bawah meja semua, nomor satu 10 miliar, nomor dua 7 miliar? Semua di bawah kursi,” tegasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Gerindra Siap Tampung Gelombang Besar Kader Projo, Dasco: Kita Siap!
Projo Ganti Logo: Tak Pakai Wajah Jokowi Lagi, Ini Alasannya
Usulan Double Track Megawati vs Kereta Cepat Whoosh: Polemik Utang dan Prioritas
Kasus Ijazah Jokowi: Polda Metro Segera Gelar Perkara, Tersangka Akan Ditetapkan