GELORA.ME - Geliat bursa Pilpres 2024 makin menjadi perbincangan hangat publik, terutama naiknya nama Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Namun Fahri Hamzah sebut hanya Prabowo Subianto yang cocok jadi Presiden.
Koalisi pengusung Anies Baswedan jadi Capres 2024 yakni 'koalisi perubahan untuk persatuan' telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal Calon Presiden 2024.
Diketahui Anies Baswedan diusung oleh 3 partai politik untuk maju sebagai capres yakni Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Begitu pula Ganjar Pranowo secara resmi telah diusung menjadi Calon Presiden (Capres) 2024 dari PDIP pada ajang Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Dalam sesi acara, ada seorang mahasiswa bertanya kepada Fahri Hamzah soal sistem pemilu 2024 dan koalisi. "Apakah perubahan peta koalisi terbolak balik dapat menghasilkan kebijakan yang lebih baik? atau hanya bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan politik?," isi pertanyaan Mahasiswa BEM Koordinator Advokasi Universitas Bhayangkara.
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini menyatakan bahwa dirinya mengusulkan penjadwalan yang lebih baik, supaya ada hak publik untuk menilai siapa yang terbaik.
"Sebab kita gak bisa kasih diberi jaminan kalau semua isi kepalanya itu tidak dikeluarkan dari awal," ujarnya yang dilansir dari Youtube tvOnenews.
"Baik partainya, anggota-anggota DPR yang akan mengisi Senayan dan juga calon Presidennya terutama, makanya mekanisme ini yang harus kita pikirkan karena kalau kita hanya menilai seorang calon Presiden itu dalam 75 hari," tambahnya. Di mana sudah ditambah dengan pemilihan legislatif pusat, legislatif daerah, DPD. Semua itu akan sulit kita nilai, sehingga tidak ada jaminan.
Mantan Politisi PKS ini menuturkan bahwa calon Presiden yang adalah Ketua Umum Partai itu lebih kuat sebenarnya mewakili partai dan gagasannya. "Di PKS itu calon Presiden terkuat adalah Ustaz Salim Al-Jufri, di Demokrat calon Presiden terkuat dan terbaik adalah AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), di Golkar pak Airlangga," ujarnya.
"Sementara di Partai PAN pak Zul, kita suka atau tidak karena ada kartu di tangan dia sebagai Capres dan sebagai Ketua Umum, termasuk juga Gerindra pak Prabowo dan ibu Megawati di PDIP, itu yang bisa punya kekuatan," ucapnya. Fahri Hamzah mengungkapkan jika seorang tokoh mencalonkan sebagai Presiden dan selaku Ketua Umum Partai yang mewakili partai.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Dituding Cari Muka ke Prabowo
KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Whoosh, Libatkan Mantan Pejakat
Rismon Sianipar Klaim Prabowo Tahu Soal Ijazah Gibran: Fakta dan Perkembangan Terbaru
Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh: DPR Dukung KPK Usut Tuntas