Terkait masa lalu Mahfud yang gagal menjadi cawapres saat hendak ditunjuk mendampingi Jokowi, eks Ketua MK itu bilang bahwa dirinya tidak sakit hati.
Dia juga menganggap tak pernah ada pengkhianatan politik yang terjadi padanya. Sebab berbeda pilihan politik baginya biasa saja. Mahfud mengaku tak sakit hati, karena sebenarnya masih banyak korban yang jauh lebih sakit hati efek dari politik di Tanah Air.
Sebut saja Soekarno yang dijatuhkan secara politik dalam waktu sekejap. Lalu Soeharto yang diibaratkan ketika itu seolah menjadi kaisar namun harus jatuh dengan cepat karena politik.
"Lalu ngapain marah, memang belum jalannya," kata Mahfud soal cawapres.
Mahfud kemudian menyinggung sikapnya yang seolah sangat berani belakangan. Apakah sikapnya ini terkait dengan tahun politik di 2024?
Kata Mahfud, sikap berani itu adalah asli dan tidak dibuat-buat. Sebab aksi beraninya tidak hanya terjadi saat ini saja.
Waktu jadi menteri di tahun pertama menjabat, Mahfud mengaku sudah melakukan berbagai gebrakan mulai dari kasus Asabri, Jiwasraya, Garuda.
"Di tahun berikutnya BLBI, satelit, Kemenhan, jadi sekarang saja orang-orang yang mengaitkannya," kata dia.
Sumber: poskota
Artikel Terkait
Dokter Tifa Kritik Gelar Perkara Ijazah Jokowi: Hanya Ditunjukkan 10 Menit, Tidak Boleh Disentuh
Gus Yaqut Diperiksa KPK 8 Jam Soal Korupsi Kuota Haji, Kerugian Negara Rp 1 Triliun
Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK Lagi: Fakta Kasus Korupsi Kuota Haji 2024
Kritik Prabowo Soal Wisata Bencana: Sinyal Tegas Konsolidasi Kabinet dan Komunikasi Pemerintah