Menurut dia, urusan penetapan pasangan capres-cawapres merupakan hak prerogatif partai politik dan tidak bisa diintervensi pihak lain. Namun, kata dia, urusan mengarahkan dukungan menjadi hak seorang presiden, dalam hal ini Jokowi.
"Kalau nanti ikut campurnya di dalam penetapan capres-cawapres itu kan urusan partai tapi setelah itu Pak Jokowi kan punya pasukan yang Musra mungkin mau diarahkan ke mana Musranya itu kan pak presiden. Karena di situ dapat info kalau pak presiden mengatakan bahwa demokrasi itu ya biasa kalau beda pandangan," ucapnya.
Pacul memiliki keyakinan kalau Jokowi tak akan cawe-cawe untuk memberikan pengaruh terhadap hasil pemilu.
"Enggak dong. Itu maka saya katakan kepatutannya cawe-cawe dalam bahasa Jawa ada kepatutannya, enggak boleh cawe-cawe mengintervensi, itu enggak boleh," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi mengaku akan cawe-cawe dalam Pemilu 2024 mendatang. Hal itu diucapkan Jokowi saat melakukan pertemuan dengan pemimpin media nasional dan pegiat media sosial di Istana Negara, Senin kemarin.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Gus Yaqut Diperiksa KPK 8 Jam Soal Korupsi Kuota Haji, Kerugian Negara Rp 1 Triliun
Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK Lagi: Fakta Kasus Korupsi Kuota Haji 2024
Kritik Prabowo Soal Wisata Bencana: Sinyal Tegas Konsolidasi Kabinet dan Komunikasi Pemerintah
Said Didu Peringatkan Prabowo Soal Kudeta Sunyi, Soroti Tindakan Kapolri Listyo Sigit