Rupiah 2025: Pelemahan 2% Tak Genting, Ini Alasan Utama Masih Solid dan Siap Melesat

- Senin, 27 Oktober 2025 | 00:45 WIB
Rupiah 2025: Pelemahan 2% Tak Genting, Ini Alasan Utama Masih Solid dan Siap Melesat

Prospek Rupiah 2025: Pelemahan 2%, Tapi Masih Solid dan Berpeluang Menguat

Sepanjang tahun 2025, nilai tukar Rupiah tercatat mengalami pelemahan sekitar 2 persen. Meski demikian, kinerja mata uang Indonesia ini dinilai masih cukup solid di tengah berbagai tekanan ekonomi global dan domestik.

Rupiah Dinilai Bertahan dengan Baik

Menurut Emil Muhamad, Economist Investment Strategist PT Bahana TCW Investment Management, Rupiah menunjukkan ketahanan yang baik. "Rupiah bisa saya bilang bertahan dengan sangat baik. Memang fakta bahwa rupiah kita sudah melemah dua persen tahun ini itu betul. Tapi apakah negara lain juga melemah? Melemah juga," ujarnya.

Dukungan Kebijakan BI dan Pemerintah

Prospek Rupiah ke depan dipandang tetap positif, didukung oleh kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia. Dari sisi moneter, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin (bps). Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Asing Kunci Penguatan Rupiah

Penurunan suku bunga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Emil menambahkan, ketika pertumbuhan ekonomi menguat, nilai tukar Rupiah berpotensi ikut menguat. Pertumbuhan ekonomi yang solid dapat mendorong masuknya investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke Indonesia, yang akan berkontribusi positif terhadap stabilitas Rupiah.

Kondisi Global yang Mulai Mereda

Emil juga menyoroti meredanya ketegangan geopolitik global sebagai sinyal baik bagi negara berkembang seperti Indonesia. "Karena ketidakpastian globalnya sudah perlahan menurun. Hari ini tidak ada negara manapun di dunia yang tertarik untuk memulai perang baru," jelasnya. Kondisi ini dinilai dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperkuat sektor-sektor prioritas yang berdampak luas bagi perekonomian.

Komentar