GELORA.ME - DEIYAI - Siswa siswi SD Yapis Waghete Kampung Waghete Distrik Tigi Kabupaten Deiyai, Papua Tengah diajak untuk terus mencitai Indonesia. Mereka diberi wawasan kebangsaan agar terus tertanam rasa patriotisme dan nasionalisme terhadap bangsa.
Dalam kesempatan itu, Babinsa Koramil 1703-02/Tigi Sertu M Giyai mengatakan pemahaman wawasan kebangsaan sangat penting dan harus disadari bagi setiap orang. Khususnya bagi generasi millenial karena hal ini merupakan bentuk rasa cinta terhadap negara Indonesia.
“Sejak era reformasi sampai dengan saat ini wawasan kebangsaan mengalami kemunduran dan kehilangan semangatnya yaitu masih miskinnya Nasionalisme, hal ini dapat dilihat dengan masih adanya konflik horizontal bernuansa SARA dan konflik vertikal yang masih terjadi dibeberapa daerah serta paham golongan yang mengkristal,” ujarnya, Senin (15/01/2024).
Baca Juga: Tidak Ada di Provinsi Lain, Inilah Istilah-istilah Pemerintahan di Jogja
Lebih lanjut, Sertu M Giyai mengatakan sangatlah penting menanamkan pemahaman wawasan kebangsaan khususnya kepada generasi muda/millenial karena merupakan sumber potensial dimasa yang akan datang.
“Generasi muda merupakan potensi bangsa yang dipersiapkan untuk dapat berprestasi serta dapat memberikan sumbangan nyata bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia,” tambahnya.
Dirinya berharap agar siswa-siswi SD Yapis Waghete yang menerima materi tentang wawasan kebansangsaan kali ini dapat mengambil kesimpulan tentang berbangsa yang baik dan tau bagaimana mencintai tanah airnya.
“Sejak dini harus ditanamkan pemahaman wawasan kebangsaan yang kuat supaya mereka sadar dan bisa menghargai bangsanya dan tahu pentingnya perjuangan Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dari sebelumnya,” tandasnya. (*)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: krjogja.com
Artikel Terkait
Stefani Heidi Doko, Mahasiswi NTT Sebut Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Pesan 3 Anak untuk Disetubuhi
Oknum Guru Agama di Pandeglang Cabuli 8 Siswi, Modus Jadi Tempat Curhat Para Korban
VIRAL! Razia Brutal Aparat Piting hingga Seret Pengemis Tunanetra: Tongkatku Mana?
Bantah Pernyataan Fadli Zon Soal Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998, Pakar: Dia Dusta!