Detik-Detik Mencekam di Cikeas: Mobil Pelaku Tabrak Lari Dikejar Warga, Berakhir Amuk Massa

- Senin, 15 September 2025 | 23:30 WIB
Detik-Detik Mencekam di Cikeas: Mobil Pelaku Tabrak Lari Dikejar Warga, Berakhir Amuk Massa


Senin sore itu, Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, bukan lagi sekadar pemukiman biasa.

Jalanan yang tadinya ramai dengan hiruk-pikuk warga, mendadak berubah menjadi arena perburuan.

Bukan skenario film laga, bukan pula rekayasa konten. Ini adalah adegan nyata yang mendadak mengguncang warga, memicu adrenalin, dan berakhir viral di jagat maya.

Sebuah mobil, yang diduga terlibat dalam insiden tabrak lari, tancap gas.

Bukan hanya menabrak, pengemudi mobil itu disebut berusaha kabur, seolah ingin menghilang tanpa jejak dari tanggung jawab.

Gas diinjak dalam-dalam, laju kendaraan dipacu kencang, meninggalkan korban dan pertanyaan besar di belakang.

Namun, sore itu Cikeas punya nyali. Warga tidak membiarkan ketidakadilan berlalu begitu saja.

Melihat kejadian itu, warga yang berada di lokasi spontan bereaksi.

Bak satu komando tanpa aba-aba, mereka mulai mengejar. Teriakan "Maling!", "Tangkap!", dan "Tabrak Lari!" menggema di udara.

Ada yang berlari mengejar dengan motor, ada yang dengan sepeda, bahkan tak sedikit yang nekat menghadang di tengah jalan, mempertaruhkan keselamatan demi keadilan.

Pengejaran dramatis itu berlangsung sengit. Sampai akhirnya, mobil pelaku berhasil dihentikan.

Dan di titik itulah, emosi warga yang sudah memuncak tak lagi terbendung. Mobil bersama sopirnya langsung menjadi sasaran amuk massa.

Pukulan, tendangan, hingga berbagai benda keras menghantam bodi mobil. Di tengah jalan. Di hadapan kerumunan yang semakin membesar.

Sebuah pemandangan yang menunjukkan betapa kuatnya solidaritas dan insting keadilan di tengah masyarakat kampung.

Beginilah yang sering terjadi di tengah kampung, di mana rasa kebersamaan dan respons spontan terhadap kesalahan masih begitu kuat.

Ketika ada yang dianggap melanggar, apalagi mencoba lari dari konsekuensi, keadilan seketika ditegakkan secara spontan.

Mungkin tanpa menunggu proses hukum yang panjang, tapi itulah reaksi alamiah.

Di era digital seperti sekarang, insiden seperti ini tentu saja tidak hanya menjadi tontonan lokal.

Video singkat kejadian itu, yang direkam oleh salah satu warga bernama Alvi, langsung menyebar bak api di padang rumput.

Hanya dalam hitungan menit, rekaman itu beredar cepat di berbagai platform media sosial, menjadikan Cikeas sore itu viral dan menjadi sorotan nasional.

Berbagai komentar membanjiri unggahan video tersebut. Ada yang menyayangkan tindakan main hakim sendiri, namun tak sedikit pula yang memaklumi dan bahkan mendukung reaksi warga yang merasa geram melihat pelaku lari dari tanggung jawab.

Setelah amarah warga surut, dan mobil yang sudah penuh bekas pukulan itu tak lagi jadi sasaran, pertanyaan berikutnya selalu sama: siapa sebenarnya yang ditabrak? Seberapa parah korban mengalami luka? Dan mengapa pengemudi harus kabur, padahal justru itu yang memperkeruh suasana?

Hingga berita ini ditulis, kabar inilah yang masih menunggu klarifikasi lebih lengkap dari pihak berwajib.

Namun satu hal sudah pasti dan menjadi pelajaran keras kabur dari tanggung jawab justru membuat keadaan jauh lebih buruk.

Di mata warga, lari sama saja dengan mengakui kesalahan, dan sekaligus memancing kemarahan kolektif.

Dan sore itu, di Cikeas, warga memilih menjadi hakim sekaligus eksekutor pertama, mencatat sebuah kisah tentang keadilan jalanan yang spontan dan tak terelakkan.

Sumber: suara
Foto: Tangkapan Layar Mobil Pelaku Tabrak Lari Dikejar Warga di Bogor [Ist]

Komentar