Muncul Narasi Asal Bukan Mardiono di Tengah Persiapan Muktamar PPP

- Minggu, 14 September 2025 | 15:05 WIB
Muncul Narasi Asal Bukan Mardiono  di Tengah Persiapan Muktamar PPP


Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) siap digelar pada 27 September 2027 di Taman Jaya Ancol, Jakarta.

Di tengah persiapan yang semakin matang, belakangan muncul isu politik bertajuk ABM atau Asal Bukan Mardiono yang menolak Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono kembali memimpin partai.

Narasi ini menyebut Mardiono sebagai “ikon kegagalan” PPP karena untuk pertama kalinya dalam sejarah sejak 1973, PPP gagal menembus parliamentary threshold pada Pemilu 2024. 

Namun, pandangan tersebut dinilai berlebihan dan cenderung mengabaikan fakta.

Sejumlah kader senior PPP menilai bahwa kegagalan di Pemilu 2024 tidak bisa dibebankan hanya pada satu figur. 

Tren penurunan suara PPP sudah terjadi sejak periode kepemimpinan sebelumnya akibat konflik internal, melemahnya basis massa tradisional, dan pergeseran orientasi politik umat Islam.

“Menuduh Mardiono sebagai penyebab tunggal kegagalan PPP adalah simplifikasi. Justru beliau hadir di saat partai dalam kondisi sulit,” ujar seorang kader senior PPP yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan di Jakarta, Minggu 14 September 2025.

Selain itu, wacana mencari calon ketua umum dari luar kader PPP, seperti nama Dudung Abdurrahman, Amran Sulaiman, hingga Anies Baswedan, dinilai sebagai bentuk ketidakpercayaan diri terhadap kader internal.

Menurut para pendukungnya, Mardiono adalah kader tulen PPP yang loyalitas dan pengabdiannya tidak diragukan.

“PPP adalah partai besar yang lahir dari fusi empat kekuatan Islam. Masa depan partai tidak bisa digantungkan pada figur luar. Kader sendiri masih banyak yang layak, dan Mardiono termasuk di antaranya,” tambah kader tersebut.

Meski diakui bahwa jalan PPP untuk kembali ke Senayan tidak mudah, peluang bangkit tetap terbuka. Sejarah memang menunjukkan banyak partai yang gagal masuk parlemen sulit kembali, namun bukan berarti mustahil.

“Yang dibutuhkan PPP bukan sekadar wajah baru, tetapi konsistensi, strategi, dan soliditas. Jika partai terus bergonta-ganti kepemimpinan hanya karena tekanan isu politik, publik akan melihat PPP sebagai partai rapuh,” tegasnya.

Sumber: rmol
Foto: Muhamad Mardiono. (Foto: Dok. Pribadi)

Komentar