Prabowo tak bisa lagi ragu. Ini bukan sekadar isu keamanan, ini ujian kepemimpinan.
Jika dia ingin dikenang sebagai presiden yang berani, dia harus mengaum, bukan mengeong.
Langkah pertama: copot Kapolri sekarang juga!
Langkah kedua: reshuffle kabinet untuk singkirkan benalu yang bikin gaduh.
Langkah ketiga: putus total dengan Geng Solo—lingkaran yang masih menjadikan negara sebagai alat untuk melanggengkan bayang-bayang kekuasaan lama.
Kita tak naif. Di balik kericuhan, ada tangan-tangan yang mengadu domba.
Jokowi dan lingkarannya tahu: jika negara gagal mengendalikan situasi, narasi yang mereka bangun adalah Prabowo tak becus memimpin.
Siapa yang diuntungkan? Tentu saja sang anak emas, Gibran.
Ini bukan sekadar spekulasi. Pola ini berulang: menciptakan kekacauan untuk menguatkan argumen bahwa “Presiden gagal”.
Jangan sampai Prabowo terperangkap dalam jebakan ini. Dia harus memutus mata rantai ini sekarang.
Kerusuhan adalah oksigen bagi Geng Solo. Lantaran itu, rakyat juga harus tetap cerdas.
Protes boleh, bahkan harus, tapi jangan anarkis. Jangan beri mereka alasan untuk menjatuhkan Presiden dengan cara kotor.
Apakah Presiden akan memilih diam dan membiarkan demokrasi terbakar, atau mengaum memutus rantai kekuasaan lama? Sejarah sedang mengetuk pintu.
Prabowo harus berani. Copot Kapolri. Reshuffle kabinet. Singkirkan Geng Solo.
Jika tidak, bangsa ini akan terus jadi korban skenario licik orang-orang yang menjadikan negeri ini papan catur kekuasaan. ***
Sumber: LiraNews
Artikel Terkait
Gibran Dinilai Gagal Jadi Ikon Perubahan Anak Muda di Tahun Pertama Pemerintahan, Ini Kata Pengamat
Prabowo Alokasikan Uang Sitaan Korupsi CPO Rp13 Triliun untuk Tambah Kuota Beasiswa LPDP
Mahasiswa Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran, Lalu Lintas Jakpus Macet Total!
Ammar Zoni Bukan Terkait Peredaran Narkoba di Rutan, Ini Penjelasan Resmi Ditjenpas