Sebuah video yang diduga memperlihatkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit
Prabowo memberikan instruksi tegas kepada jajarannya beredar luas di media
sosial.
Dalam rekaman tersebut, sosok diduga Listyo melarang keras massa anarkis
untuk menyerang markas kepolisian, khususnya Mako Brimob.
"Mulai hari ini haram hukumnya, ya, yang namanya Mako diserang. Haram
hukumnya!" ujar Kapolri dalam video yang dikutip Minggu, 31 Agustus 2025.
Instruksi tersebut muncul di tengah memanasnya situasi demonstrasi
besar-besaran di Jakarta sejak Kamis, 28 Agustus 2025 lalu.
Gelombang protes tersebut dipicu isu tunjangan fantastis anggota DPR dan
meninggalnya pengendara ojek online karena terlindas mobil rantis, hingga
berujung ricuh di beberapa titik, termasuk depan gedung DPR RI dan Mako
Brimob.
Aksi massa bahkan sempat meluas ke pemukiman dan menimbulkan aksi penjarahan
di sejumlah rumah pejabat.
I feel sick. Mereka tepuk tangan pas dpt perintah tembak like it's a good news.... this institution cleary needs reforms, they have absolutely lost their morals https://t.co/YJcZvEvglC
— ek #1312 (@sereqty) August 30, 2025
Dalam video yang viral itu, Listyo juga memberi perintah jelas kepada
aparatnya jika massa nekat masuk ke area asrama polisi.
"Kalau sampai kemudian mereka masuk, aturan sudah ada, terapkan aturan itu!
Kalau sampai masuk ke asrama, tembak! Rekan punya peluru karet, tembak!
Paling tidak kakinya. Tidak usah ragu-ragu," tegasnya.
Perintah tersebut langsung disambut riuh tepuk tangan puluhan anggota polisi
di ruangan, seolah sedang merayakan kabar gembira.
Listyo pun menambahkan bahwa dirinya siap menanggung segala risiko dari
instruksi tersebut.
"Kalau ada yang menyalahkan, Kapolri Listyo Sigit Prabowo siap bertanggung
jawab," ujarnya.
Momen polisi bersorak itu justru memancing kritik tajam publik. Salah
satunya datang dari akun X (Twitter) @sereqty.
Dia mengaku muak melihat sikap anggota polisi yang justru senang melakukan
kekerasan kepada rakyatnya, seolah hal tersebut sudah dinanti sejak lama.
"I feel sick (aku muak). Mereka tepuk tangan pas dapat perintah tembak,
kayak itu adalah kabar baik," tulisnya.
Pengguna tersebut bahkan menyarankan instansi kepolisian perlu dibenahi,
sebab seluruh anggota tampaknya sudah kehilangan moral.
"Instansi ini benar-benar butuh reformasi, mereka semua sudah kehilangan
moral," tambah akun tersebut.
Hingga kini, video instruksi Kapolri itu masih ramai diperdebatkan warganet.
Sebagian menilai sikap aparat terlalu represif, sementara yang lain
menegaskan langkah tegas memang dibutuhkan demi menjaga keamanan markas
polisi.
Sumber:
suara
Foto: Pengunjuk rasa melempar batu ke barikade polisi saat aksi di depan
Gedung DPRD Sumatera Utara, Medan, Jumat (29/8/2025). [ANTARA FOTO/Yudi
Manar/rwa]
Artikel Terkait
Pasca Ricuh, LBH Jakarta Sebut Polres di Jakarta Tutup Akses Bantuan Hukum Bagi Pendemo
Kemana Arah Seruan Moral UGM: Menuding Jokowi atau Menegur Prabowo?
Warga Pati Kasih KPK Tolak Angin Gegara Belum Tangkap Bupati Sudewo
Feby Melinda Istri Ahmad Sahroni, Profilnya Disorot Netizen setelah Suami Di-nonaktifkan dari DPR RI