Pengamat politi Muslim Arbi, kembali melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Prabowo Subianto, kali ini terkait penanganan kasus perjudian online (judol) yang menyeret nama Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi. Menurutnya, sikap Prabowo yang tidak memecat ataupun memerintahkan proses hukum terhadap Budi Arie memperlihatkan bahwa komitmen pemberantasan judol hanyalah retorika belaka.
“Kalau Prabowo serius ingin memberantas judi online, seharusnya Budi Arie sudah dicopot sejak namanya muncul dalam persidangan,” kata Muslim Arbi kepada redaksi www.suaranasional.com Rabu (30/7/2025). “Faktanya, sampai hari ini dia (Budi Arie) masih duduk manis di kabinet. Ini menandakan Prabowo hanya omon-omon soal pemberantasan judol.”
Dalam persidangan terdakwa kasus judol beberapa waktu lalu, jaksa membacakan BAP (berita acara pemeriksaan) yang menyebut nama Budi Arie sebagai salah satu pihak yang menerima setoran uang dari operator situs judi online. Uang itu disebut sebagai imbalan karena tidak dilakukan pemblokiran terhadap sejumlah situs yang jelas-jelas teridentifikasi sebagai sarana perjudian daring.
Meski pihak Kominfo membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya fitnah yang belum terbukti secara hukum, publik terlanjur bereaksi keras. Pasalnya, Budi Arie adalah Ketua Satgas Pemberantasan Judi Online, Kredibilitas upaya pemberantasan judi online pun diragukan.
Muslim Arbi menyebut kasus ini sebagai “bom waktu politik” bagi pemerintahan Prabowo jika tidak segera direspons tegas.
“Judi online ini sudah masuk ke ranah kejahatan lintas negara, melibatkan miliaran rupiah, dan menyasar rakyat kecil. Kalau pemimpinnya malah membiarkan menteri yang diduga terlibat, itu mengundang persepsi buruk bahwa negara tidak hadir, atau bahkan ikut bermain,” ujar Muslim.
Ia menambahkan bahwa sikap permisif terhadap Budi Arie bisa menjadi preseden buruk dalam penegakan hukum dan melemahkan moral birokrasi. “Bukan hanya tentang Budi Arie. Ini tentang etika dan tanggung jawab publik seorang pemimpin. Kalau dibiarkan, rakyat akan menganggap Prabowo melindungi pejabat bermasalah,” tambahnya.
Di awal masa jabatannya, Prabowo Subianto bertekad keras memberantas judi online yang dinilai merusak generasi muda dan ekonomi keluarga.
Muslim Arbi menilai situasi ini sebagai ujian awal bagi Prabowo dalam membuktikan janji-janji kampanyenya. “Presiden ini bukan cuma penentu arah kebijakan, tapi simbol moral negara. Kalau sudah ada nama menterinya disebut dalam persidangan, minimal yang bersangkutan dinonaktifkan dulu sampai proses klarifikasi selesai,” katanya. “Tapi yang terjadi sekarang, justru seperti tidak ada apa-apa. Ini bahaya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Muslim menyebut Prabowo sedang berada dalam dilema politik: antara menjaga soliditas kabinet atau mempertaruhkan citra bersih pemerintahannya di hadapan rakyat.
“Kalau dia bertindak tegas, bisa saja memicu konflik internal politik karena Budi Arie adalah tokoh penting relawan Jokowi yang masih punya pengaruh besar. Tapi kalau dibiarkan, bisa jadi bumerang elektoral dan mempercepat erosi kepercayaan publik.”
Sejumlah organisasi masyarakat sipil, akademisi, hingga tokoh agama mulai menyuarakan tuntutan serupa: agar Budi Arie dinonaktifkan demi menjaga netralitas penyelidikan.
Bagi Muslim Arbi, kasus ini bisa menjadi titik balik arah kepemimpinan Prabowo Subianto.
“Rakyat sedang menunggu, apakah Presiden Prabowo akan menjadi pemimpin yang tegak lurus menegakkan hukum, atau justru ikut hanyut dalam kompromi elit yang mencederai rasa keadilan publik,” pungkasnya.
Jika tak segera mengambil langkah konkret dan transparan, bukan tidak mungkin isu judi online ini akan menjadi batu sandungan besar bagi pemerintahan Prabowo di tahun pertamanya menjabat. Dan kredibilitas Satgas Judol bisa runtuh bahkan sebelum benar-benar bekerja.
Sumber: suaranasional
Foto: Muslim Arbi (IST)
Artikel Terkait
Ini Pesan Anies di Malam Kebebasan Tom Lembong
Dinilai Upaya Memecah Belah Bangsa, Ternyata Gibran Pernah Kenakan Pin Bendera One Piece saat Debat Pilpres
Abolisi Lembong-Amnesti Hasto Kewenangan Presiden, Tak Setuju Orangnya Jokowi
Jokowi Sindir Polemik Ijazah: Gaduh Malah Untungkan Saya