IRONI! 1.000 Dapur MBG dan Konsesi Tambang Semakin Jauhkan NU dari Kaum Nahdiyin dan Masyarakat Miskin

- Senin, 30 Juni 2025 | 14:25 WIB
IRONI! 1.000 Dapur MBG dan Konsesi Tambang Semakin Jauhkan NU dari Kaum Nahdiyin dan Masyarakat Miskin




GELORA.ME - Sosiolog Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun mengkritisi pemberian jatah 1000 dapur program makan bergizi gratis atau MBG kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).


Sebagaimana diketahui, Badan Gizi Nasional menjalin kerja sama dengan PBNU dalam pengelolaan dapur MBG. 


PBNU diberi target untuk membangun 1000 dapur.


Ubed mengkritik PBNU dan pemerintah dengan terminologi salah satu ayat Al-Quran yang berbunyi, "Tawwashoubil haq wa tawwashoubish shobr --yang artinya: dan saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.


"Dengan menggunakan terminologi Tawwashoubil haq wa tawwashoubish shobr dan pendekatan kritis saya kira langkah NU dan pemerintah perlu juga di kritik. Pengurus Tanfidhiyah NU terlihat berubah, cenderung lebih sering dekat dengan kekuasaan dibanding membersamai kaum nahdiyin dan masyarakat miskin yang terpinggirkan," kata Ubed, Senin (30/6/2025).


Dia menilai NU belakangan ini, sangat jarang terdengar membela masyarakat masyarakat kecil yang menderita, terpinggirkan dan tertindas. 


Hal itu menurutnya karena karena NU dalam 10 tahun terakhir dekat dengan kekuasaan.


"Sehingga NU terlihat lebih menikmati kedekatan dengan kekuasaan, apalagi sudah diberikan hak untuk mengelola tambang dan kini ditambah dengan mengelola 1000 titik makan bergizi gratis," ujar Ubed.


Semakin jauhnya jarak dengan masyarakat, tergambar dari narasi yang dibangun NU soal tambang. 


Sebagaimana diketahui Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla yang membela pemerintah soal aktivitas pertambangan di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya.


Ulil melabeli aktivis yang menolak pertambangan sebagai wahabi.


"Itu suatu narasi yang tidak berdasar bahkan justru terkesan anti kritik. Suatu sikap yang aneh dari organisasi kemasyarakatan keagamaan terbesar di Indonesia," ujar Ubed.


Pun semakin mengkhawatirkan, setelah mendapatkan konsesi tambang dari pemerintah, dan saat ini dilibatkan dalam pembangunan 1000 dapur MBG.


"Karena tambang dan 1000 titik MBG ini bisa menjadi instrumen yang bisa membuat NU kesulitan untuk bersikap kritis," ujar Ubed.


DI satu sisi Ubed membantah klaim soal dampak MBG ke perekonomian nasional. 


Menurutnya tidak memiliki dampak yang signifikan bagi Produk Domestik Bruto atau PDB.


"Kita sudah sangat memahami itu sifatnya reallocative financing structure [pembiayaannya melalui realokasi anggaran], itu dampak ke PDBnya itu kecil. Program MBG ini kan hanya akan menambah sekitar 0,01% sampai dengan 0,26% saja terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Itu kecil," ujarnya.


Meski dampak kecil, menurutnya Presiden Prabowo Subianto memiliki kepentingan untuk menarik simpati masyarakat.


"Dan sekaligus instrumen untuk mengkerangkeng ormas seperti NU untuk sibuk mengurusi MBG sehingga tidak sibuk lakukan agenda advokasi terhadap rakyat kecil," ujarnya.


"Mungkin karena itu Prabowo memberi proyek 1000 titik MBG untuk NU. Motif lainya mungkin ada niat lain dari Prabowo yang menurut Prabowo mungkin positif, dan itu hanya perspektif Prabowo secara subyektif," sambungnya.


Sebagaimana diketahui, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkap isi pertemuan dengan Presiden Prabowo yang berlangsung pada 24 Juni 2025. Salah satu soal program MBG.


"Soal MBG kami sudah jalan di sejumlah titik, dan sekarang sangat progresif untuk akselerasi pengembangannya. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan lancar karena kami diberi target oleh BGN (Badan Gizi Nasional), misalnya harus bisa mengelola 1.000 titik," kata Yahya.


Sumber: Suara

Komentar