GELORA.ME - Mutiara Annisa Baswedan, putri dari Anies Baswedan, terancam batal melanjutkan studi ke Harvard University, Amerika Serikat, meskipun telah meraih beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Penyebabnya adalah kebijakan terbaru Pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump yang menangguhkan penerbitan visa pelajar untuk mahasiswa asing, termasuk dari Indonesia.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Stella), Stella Christie, menyampaikan penjelasan resmi terkait situasi ini pada Senin (16/6/2025) di Gedung Kemendikti Saintek, Senayan, Jakarta.
“Per tanggal 27 Mei 2025, Pemerintah Amerika Serikat menangguhkan seluruh permohonan visa pelajar dan program pertukaran bagi mahasiswa internasional. Artinya, untuk sementara, mahasiswa Indonesia tidak bisa mengajukan visa pelajar ke AS, termasuk yang diterima di Harvard,” ujar Stella.
Stella menjelaskan, meskipun Harvard University secara hukum tetap diperbolehkan menerima mahasiswa asing setelah memenangkan gugatan terhadap pemerintah AS, kondisi di lapangan tetap belum berubah.
“Harvard tidak diwajibkan menyerahkan data pelajar internasional, tapi proses penerbitan visa tetap ditutup. Jadi, praktis, pelajar asing belum bisa berangkat,” jelasnya.
Situasi ini berdampak pada Mutiara Baswedan yang sudah lolos seleksi LPDP dan diterima di program Master of Education in Education Policy and Analysis di Harvard University.
Direktur Utama LPDP, Andin Hadiyanto, sebelumnya mengatakan bahwa LPDP terbuka untuk memberikan alternatif, seperti pemindahan kampus ke Inggris atau penundaan studi.
“Jika ada kendala visa, LPDP siap bantu fasilitasi pindah ke universitas lain, misalnya ke Russell Group Universities di Inggris,” kata Andin.
Stella menambahkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan opsi-opsi penyelamatan studi bagi mahasiswa Indonesia yang terdampak larangan visa ini, termasuk dari program beasiswa Indonesia Maju dan Garuda 2025.
Kebijakan pelarangan visa pelajar ini menyusul tuduhan kontroversial dari Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, yang menyebut Harvard mendorong kekerasan dan berafiliasi dengan Partai Komunis—klaim yang telah dibantah keras oleh pihak kampus.
Sumber: Inilah
Artikel Terkait
Waduh! Presiden Timor Leste Xanana Gusmao Bentak Rocky Gerung di Depan Umum, Ada Apa?
Kehilangan Ibu dan Kakak Imbas Kasus Pembunuhan di Padang Pariaman, Ibnu: Saya Tak Akan Maafkan SJ
SBY soal Iran-Israel: Dunia di Ujung Tanduk, Perang Dunia III Mengintai
Viral MBG di Tangsel, Siswa Dikasih Bahan Mentah untuk Lima Hari: Beras hingga Ikan Asin