'Cepat atau Lambat Jokowi Akan Menerima Karmanya'
Oleh: Sutoyo Abadi
Keraton Surakarta, dikenal sebagai Keraton Kasunanan Surakarta, adalah istana resmi dan tempat tinggal keluarga kerajaan Surakarta atau yang sering disebut dengan istilah Kasunanan Surakarta.
Bangunan keraton ini memiliki arsitektur tradisional Jawa dan juga ada sebuah bangunan yang mempunyai cerita mistis jaman dahulu.
Di dalam keraton tersebut terdapat sebuah bangunan “panggung Songgo Buwono”.
Panggung Songgo Buwono sendiri di kalangan masyarakat budaya Jawa dipercayai sebagai tempat meditasi para raja saat itu.
Panggung Sangga Buwana berasal dari kata “panggung” yang memiliki arti panggung atau bangunan yang tinggi, lalu “sangga” yang berarti diangkat atau ditahan dari bawah, dan “buwana” yang berarti jagad atau dunia alam semesta.
Menara Songgobuwono memiliki beberapa fungsi penting bagi raja Keraton Solo. Salah satunya adalah sebagai tempat bermeditasi mendekatkan diri dengan Tuhan YME.
Kadang terdengar sebagai tilas bagian dari tempat para raja-raja berinteraksi dengan sukma ksatria atau Ibu Ratu Kidul ( selatan )
Di tempat inilah seorang abdi dalem berinisial D ( karena tidak mau disebut namanya ) menerima tugas ikut mengawal, mengawasi dan menjaga kraton tersebut, dan tugas rutin melakukan meditasi pada hari hari yang sudah ditentukan.
Sudah cukup waktu saat itu awal tahun 2023 mendapatkan sinyal untuk meditasi cukup panjang.
Tiba waktunya pada sepertiga malam dalam meditasinya datanglah sosok yang mengaku Suharto ( mantan presiden RI kedua) memberi tahu bahwa “Jokowi akan menerima “karmanya” karenanya akibat dalam mengelola negara telah keluar dari pakem seorang Raja adil yang harus menciptakan keadilan, ketenangan, kerukunan dan kemakmuran rakyatnya.
Abdi dalem ( D ) sudah paham sesuai ajaran Islam diyakini yang menemuinya bukan Suharto yang telah meninggal dunia tetapi “Jin Qorin nya” ( entitas gaib yang merupakan bayangan tidak terlihat dari manusia yang didampinginya).
Qorin dipercaya memiliki wujud, sifat, kepribadian, dan bahkan hobi serupa dengan manusia yang menjadi objeknya.
Makna karma pun dipahami dengan wajar suatu balasan akibat perbuatan di masa lalu yang dilakukan di dunia.
Memiliki paham bahwa segala perbuatan yang dilakukan akan memiliki akibat pada pelaku di masa selanjutnya.
Kejadian ini cukup lama dirahasiakan karena kebenarannya hanya milik Allah SWT, dan karena tidak ingin info tersebut menjadi polemik di masyarakat yang harus tetap tenang dalam kehidupannya.
Dalam rentang waktu cukup lama terdengar pada Selasa Kliwon 26 Agustus, abdi dalem ( D ) mendampingi raja sekedar napak tilas ke Gumuk Pasir Parang Kusumo ( Parangtritis ). Shalat tahajud di tempat terbuka terasa lebih khusyuk dan nyaman.
Siapapun yang sudah terbiasa dan paham sekalipun tempat tersebut agak jauh dari gelombang laut.
Ada sinyal air laut akan datang pada tempat tersebut, dan benar gelombang air datang pada tempat tersebut, membuat semua basah kuyup diterpa gelombang air tersebut.
Sebagai petinggi keraton sangat paham langsung semedi secukupnya untuk mengetahui ada info apa . Tertangkap sinyal ghaib bahwa negara dalam kondisi tidak baik segala kemungkinan akan terjadi.
Tidak perlu di tafsirkan macam macam tetapi fakta Jokowi sebagai kepala negara dalam mengelola negara yang menyimpang dari pakem seorang raja yang semestinya bersifat dan berperilaku adil mengayomi rakyatnya. Seperti info dari Jin Qorin sebelumnya.
Lepas kebenaran info tersebut akan menjadi tanggung jawab Jokowi sendiri untuk menerima akibat nya disaat akan mengakhiri jabatannya.
Ada nafsu hanya ingin mempertahankan kekuasaannya dengan berbagai cara.
Selebihnya hanya pada kuasa Allah SWT yang mengetahuinya. Wallaahu’alam! ***
Artikel Terkait
WADUH! Rismon Sianipar Bongkar Kelakuan Kepala Lab Komputer Forensik Bareskrim
Kasihan! Sepertinya Jokowi Sudah Tak Punya Teman
Theresia Meila Yunita, Pramugari yang Diduga jadi Selingkuhan Dirut PT Taspen: 3 Bidang Tanah Atas Namanya di Tangerang
Bahlil: Tambang Nikel Raja Ampat Jaraknya 30-40 KM dari Daerah Pariwisata