GELORA.ME - Konflik Rusia-Ukraina kembali memanas!
Dalam laporan terbaru dari intelijen Barat dan media Ukraina, serangan drone Ukraina berhasil menghancurkan sekitar 40 jet tempur milik Rusia.
Angka ini mengejutkan banyak pihak dan disebut sebagai salah satu pukulan terbesar terhadap kekuatan udara Moskow sejak invasi dimulai pada 2022.
Serangan itu terjadi di sejumlah pangkalan udara Rusia, termasuk di wilayah Krasnodar dilansir dari CBS.
Drone-drone Ukraina menyasar landasan pacu, hanggar, dan pesawat yang tengah parkir.
Dalam video yang beredar di media sosial, ledakan besar dan kobaran api terlihat jelas menghantam kompleks militer tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia sendiri belum mengonfirmasi jumlah kerugian, namun analis Barat menyebutkan bahwa sekitar dua skuadron jet tempur, termasuk Sukhoi Su-34 dan Su-35, ikut hancur dalam serangan itu.
Bila dikalkulasi, kerugian Rusia bisa mencapai lebih dari US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 24 triliun!
Tak hanya itu, sejumlah sistem radar dan amunisi juga ikut terdampak.
Para pengamat militer menyebut serangan ini sebagai "game changer", karena Rusia mulai terlihat kewalahan mempertahankan wilayah-wilayah yang jauh dari garis depan.
Zelensky Malah Ajukan Gencatan Senjata?
Namun yang bikin publik bingung — Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky justru membuka wacana gencatan senjata di tengah keberhasilan besar militer negaranya.
Dalam wawancara dengan media Jerman, Zelensky menyatakan bahwa "Ukraina terbuka pada solusi damai" asalkan wilayah kedaulatan tetap dihormati.
"Perang ini tak bisa berlangsung selamanya. Kami tak ingin hanya menang di medan tempur, tapi juga di meja perundingan," ujar Zelensky.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini Ukraina tengah menyiapkan peta jalan untuk menggelar Konferensi Perdamaian Global yang akan digelar di Swiss pertengahan Juni.
Banyak yang menduga pernyataan Zelensky ini adalah bagian dari strategi diplomasi tingkat tinggi.
Setelah menunjukkan kekuatan militer yang signifikan, Ukraina ingin memegang kendali narasi — menjadi pihak yang proaktif menawarkan perdamaian.
Namun, di sisi lain, beberapa analis menilai tawaran gencatan senjata ini juga bisa mencerminkan beban berat yang tengah ditanggung Ukraina.
Dukungan militer dari Barat mulai melambat, dan tekanan internal pun meningkat.
Bagaimana Tanggapan Rusia?
Hingga kini, Rusia belum memberikan respons resmi atas tawaran gencatan senjata tersebut. Kremlin masih terus mengklaim bahwa "operasi militer khusus" mereka akan terus berlangsung hingga tujuan strategis tercapai.
Namun beberapa diplomat Rusia mulai menunjukkan sinyal bahwa pembicaraan damai bisa jadi opsi terbuka, tergantung sikap Ukraina ke depan.
Situasi ini bikin geger dunia internasional. Ukraina makin kuat di medan tempur, tapi Zelensky malah membuka pintu damai.
Sumber: disway
Artikel Terkait
LHKPN Deddy Corbuzier Terverifikasi, Berapa Hartanya?
35 Tahun Riset dan Inovasi Peternakan, Kini Guru Besar UGM Dipercaya Jadi Tenaga Ahli Menteri Pertanian
Dedi Mulyadi Tiru Politik Populisme Jokowi
Budi Arie Ibarat Kerikil dalam Sepatu di Kabinet Prabowo