Israel Serang Puluhan Diplomat Asal Eropa, Arab, dan Asia yang Sedang Berkunjung ke Tepi Barat

- Kamis, 22 Mei 2025 | 10:00 WIB
Israel Serang Puluhan Diplomat Asal Eropa, Arab, dan Asia yang Sedang Berkunjung ke Tepi Barat


GELORA.ME -  Delegasi diplomatik dari Uni Eropa, negara-negara Arab dan Asia diserang tentara Israel saat mengunjungi kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat.

Para diplomat tersebut sedang melaksanakan misi resmi pada Rabu (21/5/2025) untuk menilai situasi kemanusiaan di Jenin.

Militer Israel mengakui tentaranya melepaskan tembakan peringatan untuk mengusir delegasi tersebut karena telah menyimpang dari rute yang telah disetujui sebelumnya dan memasuki wilayah yang tidak diizinkan.

 Tidak ada korban luka dalam kejadian itu meski sempat membuat para diplomat itu panik.

Komandan Administrasi Sipil Israel di Tepi Barat memerintahkan para perwira Israel untuk berbicara dengan perwakilan negara-negara delegasi.

Insiden tersebut menunjukkan kenyataan di lapangan dan siapa pun di Tepi Barat yang diduduki dapat menjadi sasaran tembakan Israel.

Video di media sosial menunjukkan anggota delegasi memberikan wawancara kepada media ketika suara tembakan terdengar di dekat kelompok tersebut dan memaksa mereka berlari mencari perlindungan.

Rekaman yang diverifikasi oleh lembaga pemeriksa fakta Sanad Al Jazeera juga menunjukkan dua tentara Israel berdiri di dekatnya dengan senapan mereka menunjuk ke arah para diplomat.

Sekitar 20 diplomat sedang diberi pengarahan pada saat itu mengenai situasi di Jenin, seorang pekerja bantuan yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada kantor berita The Associated Press. 

Para saksi mengatakan tidak jelas dari mana tembakan itu berasal dan tidak ada yang terluka.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina mengutuk dengan “sekeras-kerasnya kejahatan keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel, yang dengan sengaja menargetkan delegasi diplomatik terakreditasi dengan tembakan langsung”.

Kecaman, seruan investigasi, pemanggilan duta besar

Pemerintah Eropa dan Arab lainnya menambahkan kecaman mereka sendiri dengan seruan untuk jawaban.

Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk penembakan tersebut “dengan sekeras-kerasnya” dan mengatakan Ankara menyerukan penyelidikan segera dan akuntabilitas.

"Serangan ini, yang membahayakan nyawa para diplomat, adalah satu lagi bukti pengabaian sistematis Israel terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa seorang diplomat dari konsulatnya sendiri di Yerusalem turut serta dalam delegasi tersebut.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot mengatakan ia akan memanggil duta besar Israel di Paris.

Barrot, menulis di X, menyebut insiden itu "tidak dapat diterima" dan mengatakan duta besar akan diminta untuk menjelaskan.

Simon Harris, menteri luar negeri Irlandia, mengatakan"Saya terkejut dan terperangah," seraya mencatat bahwa dua diplomat Irlandia yang bermarkas di Ramallah di Tepi Barat berada dalam kelompok tersebut. Ini sama sekali tidak dapat diterima dan saya mengutuknya dengan keras."

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares mengatakan negaranya juga telah memanggil duta besar Israel di Madrid.

"Kami menuntut kejelasan dan akuntabilitas," imbuhnya.

Irlandia dan Spanyol merupakan dua negara dengan suara pro-Palestina terkuat di Uni Eropa dan telah menyerukan diakhirinya perang Israel di Gaza dan penderitaan penduduk di daerah kantong tersebut dan di Tepi Barat.

Pemerintah Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menuntut penjelasan, dengan mengatakan wakil konsulnya termasuk di antara mereka yang menjadi sasaran.

Duta Besar Israel untuk Italia akan dipanggil ke Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional untuk memberikan penjelasan.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas mengatakan, melepaskan tembakan peringatan sekalipun tidak dapat diterima.

Sehari sebelumnya, ia mengatakan bahwa blok yang beranggotakan 27 negara itu sedang meninjau kembali perjanjian perdagangannya dengan Israel karena situasi "bencana" di Gaza.

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yordania juga mengutuk “dengan kata-kata yang paling keras.

Kementerian Luar Negeri Saudi menyerukan “kepada masyarakat internasional dan Dewan Keamanan untuk segera menghentikan pelanggaran Israel terhadap warga sipil dan misi diplomatik”.

Jenin – bersama dengan Tulkarem dan Nur Shams – telah menjadi fokus utama operasi militer Israel berskala besar di Tepi Barat utara sejak Januari.

Sejak saat itu, pasukan Israel telah mempercepat proses pemindahan paksa massal, penghancuran rumah, dan penangkapan massal warga Palestina yang sudah berlangsung.

Sekitar 40.000 warga Palestina masih mengungsi di Tepi Barat utara, menurut Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Sumber: tribunnews

Komentar