GEBRAK Ogah Ikut May Day Yang Dihadiri Prabowo: Kapitalisme, Oligarki dan Militerisme Musuh Buruh!

- Kamis, 01 Mei 2025 | 13:20 WIB
GEBRAK Ogah Ikut May Day Yang Dihadiri Prabowo: Kapitalisme, Oligarki dan Militerisme Musuh Buruh!




GELORA.ME - Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat alias GEBRAK bersiap menggelar aksi untuk memperingati Hari Buruh alias May Day 2025 yang jatuh pada Kamis, 1 Mei 2025. 


Namun, aksi yang digelar oleh aliansi buruh GEBRAK berbeda dengan lokasi serikat buruh lainnya terkait acara May Day Fiesta di Lapangan Silang Monas yang akan dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto, hari ini.


Aliasnsi GEBRAK bakal menggelar aksi May Day di depan Gedung DPR/MPR RI. 


Alasan buruh GEBRAK enggan ikut di acara May Day yang dihadiri Prabowo karena tidak ingin peringatan 1 Mei itu diambil alih para penguasa. 


Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan alias KontraS yang menjadi bagian dari aliansi buruh tersebut menyebut hakikat peringatan hari buruh merupakan bentuk perlawanan terhadap kebijakan pengurangan jam kerja dan upah layak.


“May Day milik warga, milik kita. Hajatan dan momen sepenting May Day alias Hari Buruh Internasional juga ingin direbut kekuasaan,” demikian keterangan di Instagram KontraS, @kontras_update, dikutip pada Kamis.


Menurut KontraS acara May Day yang akan dihadiri oleh Prabowo di Monas itu bagian dari upaya para elite untuk menipu serikat buruh lewat janji manis. 


Salah satu contohnya adalah keengganan pemerintah untuk mengesah RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) meski telah menjadi prioritas legislasi di DPR RI sejak 2010 lalu. 


Namun, berbeda dengan RUU TNI yang dianggap sebagai alat perpanjangan tangan pemerintah justru dikebut habis-habisan


"Padahal kurang bukti apalagi bahwa rakyat dikibuli Prabowo & para pejabat, bahwa buruh ditipu elite serikat. Lawan!" tulisnya. 


Dalam peringatan May Day yang digelar oleh buruh Gebrak juga akan dimeriahkan dengan penampilan band-band ciamik, di antaranya The Brandals, The Jansen, Usman and The Blackstone, Methosa, dan lainnya.


“Kapitalisme, oligarki dan militerisme adalah musuh kelas pekerja,” pungkasnya.


Tolak Hadiri May Day Fiesta yang Dihadiri Prabowo


Sebelumnya diberitakan jika buruh GEBRAK tidak akan bergabung dengan acara May Day Fiesta di Lapangan Monas yang bakal dihadiri oleh Presiden Prabowo. 


“Bagi kami tidak ada alasan untuk rakyat yang merasakan kebijakan buruk dan perlakuan represif dari negara yang selama ini melakukan penindasan,” beber Juru Bicara GEBRAK, Sunarno, di YLBHI, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).


Selain itu, aliansi GEBRAK tidak mau bergabung dengan aksi buruh yang dihadiri Prabowo yakni agar gerakan buruh tidak bisa hanya diwakili oleh sekelompok orang yang berujung mendapatkan kue kekuasaan.


Sunarno menyampaikan, jika pihaknya bakal bergabung dengan beberapa konfederasi serikat buruh, pekerja kampus, mahasiswa dan pelajar untuk melakukan aksi turun ke jalan.


“Ini adalah pilihan kami, karena memang menurut kami belum saatnya kami bisa aksi Mayday Fiesta dengan siapapun. Artinya kami akan tetap menyuarakan ini dengan cara turun ke jalan, karena kondisi yang dialami teman-teman buruh tadi masih dalam kondisi yang sangat buruk,” ucapnya.


Terkait aksi May Day yang bakal digelar oleh GEBRAK diprediksi akan dihadiri sebanyak 10 ribu peserta yang terdiri dari serikat buruh, mahasiswa, pemuda, dan kaum tani. 


Selain wilayah Jakarta, aksi yang dilakukan oleh Gebrak yakni beberapa kota lainnya.


Sunarno mengaku aksi buruh GEBRAK tidak khawatir nantinya akan bentrok dengan buruh yang bakal hadir dalam agenda May Day Fiesta. 


Ia justru khawatir, aksinya bakal dibenturkan dengan aparat kepolisian maupun TNI.


“Kami yakin tidak akan terjadi benturan atau keos gitu ya, karena kami sama-sama buruh yang ingin memperjuangkan hak-hak buruh. Tapi kami justru khawatir kami akan berbenturan dengan pihak aparat ya, terutama polisi dan TNI,” jelasnya.


Dalam aksi May Day kali ini, setidaknya ada lima tuntutan yang akan disampaikan oleh buruh GEBRAK, termasuk menuntut pemerintah segera mencabut Undang Undang (UU) Cipta Kerja beserta turunannya. 


Kemudian, segera sahkan RUU PRT, guna memberikan jaminan hukum bagi para pekerja rumah tangga. 


Selanjutnya, Gebrak juga meminta penghentian penggusuran pemukiman dan tanah-tanah adat.


Gebrak juga meminta agar menghentikan proyek-proyek PSN yang merusak lingkungan hidup. 


Terakhir, meminta cabut UU TNI, tolak militer masuk kampus, pabrik dan desa, dan kembalikan militer ke barak.


Sumber: Suara

Komentar