Meski Presiden Prabowo Subianto sempat menyatakan akan meneruskan kebijakan yang digagas Presiden ke-7 Joko Widodo, pada kenyataannya hal tersebut tidak sepenuhnya dijalankan.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung, Prabowo dengan tegas justru menunda atau membatalkan sejumlah proyek strategis nasional yang dicanangkan Jokowi.
"Ide yang diucapkan oleh Pak Prabowo sebagai penerus dari kebijakan Presiden Jokowi, itu bukan ide yang harus dijadikan patokan," kata Rocky lewat kanal YouTube miliknya, Jumat 18 April 2025.
Prabowo justru menunjukkan perbedaan paradigma yang cukup signifikan. Jika era Jokowi dikenal dengan proyek-proyek mercusuar, Prabowo memiliki prioritasnya sendiri.
"Prabowo lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan dasar dari rakyat," tegas Rocky.
Namun, meski arah kebijakan telah berubah, Rocky mengingatkan bahwa transformasi belum sepenuhnya terjadi. Ia menyoroti bahwa kabinet Prabowo masih banyak diisi oleh figur-figur lama dari era Jokowi. 
Rocky menekankan perubahan paradigma harus diikuti dengan perubahan politik. Jika tidak, maka upaya Prabowo untuk tampil otentik akan terganjal oleh struktur politik lama yang masih bertahan.
"Kabinet juga harus diisi oleh mereka yang bukan berasal dari habitat sebelumnya," tandas Rocky.
Sumber: rmol
Foto: Rocky Gerung/Net
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Kronologi Lengkap Ihsan Paksa Istri Layani Teman Lalu Bunuh Novrianto di Siak
Pertamina Ganti Rugi Motor Rusak Akibat Pertalite di Jatim: Ini Syarat dan Cara Klaimnya
3 Menteri Prabowo dengan Kepuasan Publik Tertinggi Versi Survei Terbaru
Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Ancaman Bagi Makna Reformasi 1998?