GELORA.ME - Aksi unjuk rasa penolakan pengesahan Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) di sejumlah daerah diwarnai tindakan represif dari aparat. Ada sejumlah mahasiswa yang menjadi korban luka-luka hingga ditangkap oleh kepolisian.
Menanggapi hal itu, Ketua DPR RI, Puan Maharani, membela kepolisian terkait tuduhan represif saat mengawal demo tolak RUU TNI. Dia menyebut tindakan tersebut karena mahasiswa melakukan provokasi terlebih dahulu.
"Silakan menyampaikan aspirasi, menyampaikan apa yang ingin disampaikan tapi jangan memprovokasi dan jangan melakukan tindakan kekerasan," ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Karena itu, Ketua DPP PDIP tersebut meminta agar semua pihak menahan diri agar tidak adanya bentrokan antara aparat dan peserta penolak UU TNI.
"Kami mengimbau kedua belah pihak saling menahan diri. Jadi yang satu pihak juga jangan terlalu menyerang. Yang satu pihak juga jangan kemudian menyerang. Sama-sama menahan diri," jelasnya.
Puan menyatakan bahwasanya percuma jika aparat kepolisian menahan diri, akan tetapi mahasiswa terus melakukan provokasi.
"Karena ya kalau kemudian satu pihak menahan diri tapi yang satu pihak memprovokasi ya tentu saja pihak yang satunya terprovokasi. Jadi ya sama-sama menahan diri lah," pungkasnya.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Tak Kuat Jadi Buronan, Anak Buah Hercules Pembakar Mobil Polisi Akhirnya Menyerahkan Diri
Soal Ganti Wapres, Anggota Komisi III DPR: Tidak Mudah
Sangat Tidak Adil Pejabat Negara Rangkap Jabatan Komisaris BUMN
Rekam Jejak Hasan Nasbi, Resmi Mundur dari Kepala PCO, Pernah Taruhan Alphard Tentang Anies Jadi Capres, sampai Bela Kaesang Soal Jet Pribadi