Sebut Banyak Pendukungnya di Pilpres Gabung Gerakan Rakyat, Anies: Saya Bersyukur

- Jumat, 28 Februari 2025 | 09:15 WIB
Sebut Banyak Pendukungnya di Pilpres Gabung Gerakan Rakyat, Anies: Saya Bersyukur


Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengklaim banyak elemen pendukung yang sempat bekerja dengannya saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ikut bergabung ke Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Gerakan Rakyat. Anies mengaku senang melihat wajah-wajah lama itu.

Dalam Gerakan Rakyat, Anies tidak menduduki jabatan struktural dalam kepengurusan dewan pimpinan pusat. Namun, ia dijadikan tokoh sentral dan panutan ormas itu.

"Saya merasa bersyukur karena banyak bermunculan unsur-unsur yang kemarin bekerja bersama," kata Anies dalam sambutannya dalam deklarasi pembentukan DPP Gerakan Rakyat di Jakarta Inisiatif, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Kamis (27/2/2025).

Anies mengatakan, merawat ide dan gagasan perubahan yang sudah ada sejak sebelum Pilpres 2024 tidak mudah. Ia juga merasa senang bahwa Gerakan Rakyat menjadi wadah resmi dari semangat yang dibawanya.

"Kita tahu bahwa merawat menjaga silaturahmi seluruh komponen ini sesuatu yang tidak kecil, ini besar. Nah kami berharap silaturahmi ini dijaga dengan kerendahatian," jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga meminta para anggota Gerakan Rakyat untuk tetap rendah hati dengan tujuan menggandeng setiap unsur yang berjuang bersamanya selama Pilpres 2024. Caranya, kata Anies, dengan tetap mengawal kepentingan rakyat.

"Titip kepada semua teman-teman untuk terus bersama-sama dengan semua yang pernah berjuang. Tapi satu kata, rendah hati menyapa semua. Dengan begitu semua unsur yang kemarin berjuang bersama akan menyambut dengan baik," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Gerakan Rakyat mendeklarasikan diri pada Kamis (27/2/2025) di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Kamis (27/2/2025). Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan ikut menyaksikan deklarasi ini. 

Berdasarkan pantauan Suara.com di lokasi, para anggota ormas Gerakan Rakyat ini memakai kemeja dan topi atau baret berwarna oranye. Terpasang juga spanduk besar dengan foto Anies di bagian depan panggung. 

Pada spanduk tertulis 'Deklarasi dan Pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Rakyat' slogan yang dipakai ormas ini adalah 'Gotong Royong untuk Indonesia'. 

Namun, tertulis juga slogan 'Indonesia Menyala' di spanduk itu. Slogan ini mirip seperti yang dipakai oleh Pramono Anung-Rano Karno saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 lalu, yakni 'Jakarta Menyala'. 

Acara diawali menyanyikan Indonesia Raya dilanjutkan deklarasi pembentukan Ormas Gerakan Rakyat. Dalam agenda ini diungkapkan Sahrin Hamid telah didapuk menjadi ketua umum. 

Sahrin pun memimpin prosesi pengukuhan dan disaksikan langsung oleh Anies.

"Indonesia yang Adil dan Makmur maka dibutuhkan alat Perjuangan, rumah pembelajar dan penyala semangat yang terus bergerak di atas kepentingan rakyat," ujar Sahrin diikuti pengurus Ormas Gerakan Rakyat. 

"Atas dasar yang luhur dan Rahmat Tuhan yang Maha Kuasa maka dengan ini kami nyatakan berdirinya Gerakan Rakyat sebagai Organisasi Masyarakat dengan semangat Gotong Royong untuk Indonesia," tambahnya. 

Berikut struktur pengurus ormas Gerakan Rakyat: 
  • Ketua Umum : Sahrin Hamid
  • Sekretaris Jenderal (Sekjen): Muhammad Ridwan
  • Bendahara Umum: Prita Subono
  • Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi: Iwan Roberto
  • Wakil Ketua Umum Bidang Wilayah dan Teritori: Winston Herlanjaya
  • Wakil Ketua Umum Bidang Hukum, Politik dan Keamanan: Yusuf Lakaseng 
  • Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat: Tri Bagus
Sumber: suara
Foto: Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkap sejarah terbentuknya organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Rakyat. (Suara.com/Fakhri)

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Bodyguard Arsin Disebut Hingga Rela Taruhan Potong Leher Apabila Bosnya Ditangkap Karena Pagar Laut Tayang: Jumat, 14 Februari 2025 17:55 WIB Tribun XBaca tanpa iklan Editor: Desy Selviany zoom-inBodyguard Arsin Disebut Hingga Rela Taruhan Potong Leher Apabila Bosnya Ditangkap Karena Pagar Laut Kompas.com/ Acep Nazmudin A-A+ KADES KOHOD ARSIN -- Kepala Desa Kohod, Arsin saat meninjau area laut yang memiliki SHGB dan SHM, di Desa Kohod, kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (24/1/2025) (foto kiri) dan (kanan) suasana kediaman Kepala Desa Kohod, Arsin di Kampung Kohod, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Selasa (28/1/2025). 400 warga Desa Kohod memburu Arsin yang kini tidak diketahui keberadaannya usai rumahnya digeledah Bareskrim. (Acep Nazmudin/ Kompas.com ) WARTAKOTALIVE.COM - Saking percaya diri dengan majikannya Kepala Desa Kohod, Arsin, seorang bodyguard atau Paspamdes disebut hingga sesumbar rela potong leher. Sesumbar seorang bodyguard Kepala Desa Kohod Arsin itu diceritakan oleh Henri Kusuma, penasihat hukum warga korban pagar laut seperti dimuat Tribunnews.com melalui BangkaPos Jumat (13/2/2025). Henri Kusuma mengungkapkan peringai Arsin bak Raja apabila berhadapan dengan rakyat jelata di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten. Sejak menjabat pada 2021, Arsin dikenal sebagai sosok yang arogan dan tak segan memaksa warga untuk mengikuti perintahnya. Jika tidak diikuti, Arsin tak segan mengerahkan preman hingga tukang pukul. Di mata warga Kohod, Arsin seperti monster. Apapun yang dia bilang harus diikuti warga. Arogan, kata Henri Kusuma. Saking arogannya, Arsin sangat percaya diri tidak akan bisa ditangkap oleh siapapun dalam kasus pagar laut ini. BERITA TERKAIT Jadi Tersangka Persetubuhan Anak, Vadel Badjideh Terancam 15 Tahun Penjara - TribunnewsTribunnews.com Jadi Tersangka Persetubuhan Anak, Vadel Badjideh Terancam 15 Tahun Penjara Harvey Moeis Divonis 20 Tahun dan Dimiskinkan Pengadilan Tinggi Jakarta, Kuasa Hukum: Innalillahi - TribunnewsTribunnews.com Harvey Moeis Divonis 20 Tahun dan Dimiskinkan Pengadilan Tinggi Jakarta, Kuasa Hukum: Innalillahi Bukti Prabowo Berpihak untuk Rakyat Kecil, 1.641 Sertifikat Tanah untuk Warga Majalengka - TribunnewsTribunnews.com Bukti Prabowo Berpihak untuk Rakyat Kecil, 1.641 Sertifikat Tanah untuk Warga Majalengka Hasan Nasbi: Kalau Habis Kontrak Jangan Bilang Terkena PHK karena Efisiensi - TribunnewsTribunnews.com Hasan Nasbi: Kalau Habis Kontrak Jangan Bilang Terkena PHK karena Efisiensi Reza Gladys Mengaku Diancam hingga Diperas Rp 5 Miliar, Nikita Mirzani Sebut Ongkos Endorsement - TribunnewsTribunnews.com Reza Gladys Mengaku Diancam hingga Diperas Rp 5 Miliar, Nikita Mirzani Sebut Ongkos Endorsement Reaksi Hasto Kristiyanto Jelang Sidang Putusan Praperadilan Penetapan Tersangkanya Digelar Besok - TribunnewsTribunnews.com Reaksi Hasto Kristiyanto Jelang Sidang Putusan Praperadilan Penetapan Tersangkanya Digelar Besok Dikabarkan Sudah Menikah dengan Dito Mahendra, Ini Pengakuan Nindy Ayunda - TribunnewsTribunnews.com Dikabarkan Sudah Menikah dengan Dito Mahendra, Ini Pengakuan Nindy Ayunda Kecewa Berat Vonis Praperadilan Hasto Kristiyanto, Kuasa Hukum Singgung Soal Peradilan Sesat - TribunnewsTribunnews.com Kecewa Berat Vonis Praperadilan Hasto Kristiyanto, Kuasa Hukum Singgung Soal Peradilan Sesat Hal itu juga dikatakan oleh Arsin dan para antek-anteknya saat menemui Henri dan tim beberapa waktu yang lalu. Bahkan dia menantang Presiden untuk menangkapnya usai polemik pagar laut mencuat ke publik. Baca juga: Pengacara Kades Kohod Tegas Membantah Arsin Palsukan Surat Izin Pagar Laut Tangerang “Dia bilang sambil tangan sambil menepuk dada kiri, ‘Enggak ada yang bisa penjarain gue, sekalipun presiden.’ Itu yang dia katakan,” ujar Henri menirukan ucapan Arsin. Tidak hanya Arsin, para pengawalnya pun bersikap penuh percaya diri. Bahkan seorang Bodyguard Arsin menantang potong leher apabila majikannya tertangkap. Bodyguard-nya bilang begitu juga, Iris kuping gue kalau Arsin (bisa) ketangkap. Eh, jangan kuping deh, tapi leher aja, kalau kuping gue belum mati. Itu kata paspamdesnya tuh, kata Henri sembari menirukan ucapan anak buah Arsin. Sebelum masalah pagar laut ini muncul, Henri mengatakan dua orang suruhan Arsin sempat mendatanginya dan meminta agar masalah ini tidak dibawa lebih jauh, bahkan menawarkan ganti rugi tanah warga yang terdampak. Namun, setelah laporan banyak yang masuk, Arsin dan sekretaris desanya, Ujang Karta, justru menghindar dan menolak bertemu. Ketika saya ajak ketemu, mereka tidak mau. Kami sudah lapor ke banyak tempat. Saya bilang, sudah terlambat, sebentar lagi Arsin akan jadi tersangka, tegas Henri. Hingga berita diturunkan, Tribunnews.com belum mendapatkan konfirmasi Arsin dan masih berusaha meminta tanggapan dari Arsin perihal pengakuan dari Henri Kusuma ini

Terkini