Ada yang setuju, tapi lebih banyak yang tidak setuju karena dianggap memberatkan.
Di tengah gonjang-ganjing kenaikan UKT ini, Universitas Muhammadiyah Maumere di Kabupaten Sikka, Pulau Flores justru meringankan beban orang tua dan mahasiswa.
Sebab, Universitas Muhammadiyah Maumere membolehkan mahasiswa membayar uang kuliah dengan hasil pertanian dan hasil laut.
Dilansir dari Tribun Flores, Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere, Erwin Prasetyo mengatakan, kebijakan membayar sumbangan biaya pendidikan (SBP) menggunakan hasil bumi sudah dilakukan sejak tahun 2018.
"Registrasi membayar sumbangan biaya pendidikan menggunakan hasil bumi itu sejak sebelum Covid-19," ungkap Erwin, Sabtu (25/4/2024).
Erwin Prasetyo menuturkan, tercetusnya pembayaran biaya kuliah menggunakan hasil bumi ini berawal pada tahun 2018, ada seorang mahasiswi yang mengeluh tak mampu membayar biaya semesteran.
Mahasiswi itu mendatanginya dan mengungkapkan bahwa keluarganya sedang mengalami keterbatasan uang tunai.
"Waktu itu pas mau UTS. Mahasiswa itu mengeluh tidak bisa membayar karena tunggakan waktu itu sekitar 1 Juta lebih,"ujarnya
Datang dari keluarga petani, mahasiswi itu kemudian berdiskusi dengan Rekor Universitas Muhammadiyah, dan mahasiswi itu mengaku banyak hasil panen kebun yang sedang sulit terjual.
"Dari diskusi itu, mahasiswi itu menawarkan bahwa di kampung ada pisang, kelapa tapi mau dibawa ke kota untuk dipasarkan ia bingung takutnya tidak laku karena tidak terbiasa berdagang di pasar,"jelasnya
Dikatakan Erwin, biasanya pembeli dari kota langsung ke kampung untuk membeli hasil bumi ke kampung namun saat menjelang ujian akhir sekolah itu tidak ada pembeli dari kota yang membeli hasil bumi ke kampung.
Ia pun diskusi bersama beberapa pengambil kebijakan di kampus Universitas Muhammadiyah ini tentang mekanisme pembayaran kuliah dengan hasil bumi. Akhirnya, keputusan diambil dan Erwin mengarahkan mahasiswi itu untuk membawa hasil kebun itu ke kampus.
Erwin menyebutkan, hasil bumi yang dibawa mahasiswa ke ke kampus antara lain, Kemiri, Kakao, Kelapa, Cengkeh, Vanili, Pisang, Alpukat, Mente, hasil tenunan dan bahkan hasil laut.
Mereka membantu menjualkan hasil bumi itu ke Pulau Jawa dan Makassar.
Selain itu dijual kepada sivitas akademika di Universitas Muhammadiyah Maumere.
Di luar dugaan, ternyata kampus justru bisa membantu memasarkan barang dengan harga yang layak itu sehingga hasilnya bisa untuk membayar kuliah.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
3 Oknum Polisi Penabrak Pejalan Kaki di Medan Ditahan di Patsus, Ini Kronologinya
Wakil Bupati Pidie Jaya Diduga Aniaya Kepala SPPG: Kronologi Lengkap & Respons BGN
IIF Perkuat Investasi Energi Terbarukan untuk Dukung Transisi Hijau & NZE 2060
Kapolda Sumut Jenguk Korban Kecelakaan Ditabrak 3 Oknum Polisi: Saya Prihatin