GELORA.ME - Meski Hamas dilarang mengakses pada sebagian besar platform media sosial, tetapi di aplikasi perpesanan Telegram, follower (pengikut) kelompok militan Palestina ini telah naik berlipat-lipat sejak menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Salah satu akun milik sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam telah memperoleh follower sebanyak tiga kali lipat, dan terdapat peningkatan sepuluh kali lipat dalam jumlah penayangan video dan konten lain yang diunggah oleh akun tersebut.
Hamas termasuk dalam organisasi teror asing di Amerika Serikat dan undang-undang internet baru di Uni Eropa, yang konsekuensinya bisa membuat platform media sosial besar dapat terkena hukuman jika menampung konten dari kelompok yang dicap teroris ini.
Meta dan Google telah melarang akun Hamas, tetapi Telegram, perusahaan yang didirikan oleh pengusaha Rusia yang kini berbasis di Dubai, mengizinkan kelompok tersebut terus menggunakan layanannya.
Artikel Terkait
Mayor Jenderal Israel Mundur: Kronologi Lengkap Skandal Video Penyiksaan Tahanan Palestina
Anak 8 Tahun Tewas Diserang Kawanan Gajah Liar di Pekanbaru, Ini Penyebabnya
Gempa M 5.1 Guncang Sarmi Papua, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Banjir Jati Padang Jakarta Selatan 2025: Genangan Air Setinggi Lutut Belum Surut