GELORA.ME - Jelang operasi militer G30S PKI, Letkol Untung Cs terus menggelar rapat persiapan secara maraton sejak tanggal 6 September 1965 hingga jelang hari H operasi.
Rapat maraton itu dilakukan berpindah-pindah lokasi, diantaranya digelar di rumah pimpinan Biro Khusus PKI Sjam Kamaruzaman, dan juga di rumah Kolenel Latief, Komandan Brigade Infanteri Kodam V Jakarta Raya.
Sebelumnya, pada Mei 1965 dalam sidang Pleno IV CC PKI, turun perintah dari DN Aidit, pemimpin tertinggi Partai Komunis Indonesia, kepada Biro Khusus PKI, untuk mempersiapkan kekuatan militer guna memberikan pukulan terhadap “Dewan Jenderal” dan membuat suatu konsep gerakan terbatas.
Dalam buku "Malam Bencana 1965 dalam Belitan Krisis Nasional, Bagian I Rekonstruksi dalam Perdebatan, Diterbitkan pertama kali oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Saleh As’ad Djamhari menulis,
Pada bulan Agustus 1965, Sjam Kamaruzaman kemudian menyusun konsep pada yang berisi rencana pola-pola pemikiran organisasi dan personel yang akan duduk dalam gerakan.
"Atas saran Aidit, Sjam harus segera mengadakan pertemuan dengan tokoh pimpinan gerakan yang disetujui pencalonannya dan langsung memimpin rapat-rapat persiapan." ungkap Saleh As’ad Djamhari.
Selanjutnya atas perintah D.N. Aidit, Ketua Biro Khusus Sjam mengadakan rapat dengan para anggotanya di rumahnya pada tanggal 14 Agustus 1965.
Dalam rapat tersebut, Sjam menyatakan rasa optimisnya, bahwa kekuatan militer yang berhasil mereka himpun mampu diandalkan untuk mendukung kesuksesan operasi militer G30S PKI.
Victor M. Fic dalam bukunya "Kudeta 1 Oktober 1965, Sebuah Studi Tentang Konspirasi", diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia 2007 dan diterjemahkan oleh Rahman Zainuddin, Bernard Hidayat dan Masri Maris, menulis,
Pada rapat ke 4 tanggal 15 September 1965, Sjam Kamaruzzaman menyampaikan kesiapan dua batalyon dari Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk bergabung dalam operasi militer G30S PKI.
Laporan-laporan awal mengisyaratkan bahwa pasukan mereka bisa diandalkan untuk memberikan dukungan bersenjata pada serangan untuk menculik para jenderal, Sjam juga berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut pada waktunya nanti.
"Sjam memberitahu hadirin bahwa dua batalyon dari Jawa Tengah dan Jawa Timur tak lama lagi akan tiba di Jakarta untuk ambil bagian dalam perayaan Hari Angkatan Bersenjata yang akan diselenggarakan pada 5 Oktober." tulis Victor.
Dalam catatan Victor, Sjam, Untung, Suparjo, Latief dan Pono, telah bertemu sepuluh kali untuk menyempurnakan detail-detail teknis militer operasi militer G30S PKI.
Pada rapat selanjutnya tanggal 19 September 1965, mereka menyepakati pembagian tanggungjawab yang terkait dengan operasi penculikan para jenderal, yaitu aksi-aksi politik akan diarahkan oleh Sjam dan Pono, sementara Untung dan Latief akan memimpin aksi militer.
Pasukan mereka akan dipecah menjadi unit pemukul, teritorial, dan cadangan, dan yang disebutkan terakhir akan menyediakan pelayanankomunikasi, transportasi dan dukungan lain. Pono akan mengarahkan operasi intelijen dan pengamatan.
Pasukan Lapar yang Membelot
Dari markas Kostrad, Mayjen Soeharto dan Jenderal Nasution mengikuti perkembangan detik demi detik dari aksi militer G30S PKI, sambil terus menyusun kekuatan untuk memukul balik kelompok Letkol Untung Cs.
Artikel Terkait
TNI Gagalkan Aksi Begal & Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Disita
Kalah Telak! Mr J PSI Tumbang di Tangan Anak Buah Prabowo
Pemkot Surabaya Gandeng Densus 88, Ini Tujuan dan Langkah yang Akan Dilakukan
Prabowo Izinkan Jokowi Diadili? Ini Kata Pengamat Soal Sinyal Purbaya