GELORA.ME - Penceramah kondang, ustadz Abdul Somad marah atas penggusuran masyarakat adat melayu di Pulau Rempang. Ustadz Abdul Somad bahkan menegaskan anak cucu Pasukan Pertikaman Kesultanan mendiami wilayah pulau Rempang secara turun-temurun.
Pasukan Pertikaman Kesultanan di wilayah Rempang adalah para prajurit Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kesultanan Riau-Lingga, dan sudah mendiami wilayah itu sejak 1787.
Wilayah Rempang-Galang dan Bulang dijadikan basis pertahanan terbesar Kesultanan Riau-Lingga. Pemimpinnya Engku Muda Muhammad dan Panglima Raman yang ditunjuk oleh Sultan Mahmud.
Keberadaan Pasukan Pertikaman Kesultanan ini membuat pasukan Belanda dan Inggris kala itu tak berani memasuki wilayah Kesultanan Riau-Lingga.
"Anak-cucu merekalah sekarang yang mendiami Rempang-Galang secara turun-temurun," kata UAS seraya mengatakan bahwa sumber sejarah itu ada di dalam Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji.
Paparan sejarah wilayah Rempang itu disampaikan UAS melalui tulisan di instagram akun @ustadzabdulsomadofficial. Unggahan UAS yang diposting Minggu (10/9/2023) itu, kini sudah disukai lebih dari 150 ribu netizen.
UAS Marah
Kisruh ribuan warga yang menolak digusur dari Pulau Rempang, Batam, menarik perhatian publik dari berbagai kalangan. Termasuk salah satunya, Ustaz Abdul Somad.
Ustaz kondang ini mengunggah foto dirinya menggunakan pakaian adat melayu dengan raut muka marah.
Dalam postingannya, UAS menyatakan dukungan kepada masyarakat Pulau Rempang, Batam, dengan mengambil judul postingan "MASYARAKAT REMPANG, Keturunan Perajurit Terbilang."
Dalam unggahannya, UAS mengutip pernyataan dari Prof. Dr. Dato' Abdul Malik, M.Pd, masyarakat Pulau Rempang disampaikan merupakan keturunan prajurit kesultanan Riau-Lingga.
Berikut unggahan lengkap UAS:
*MASYARAKAT REMPANG*
*_Keturunan Perajurit Terbilang_*
Oleh :
*Prof. Dr. Dato' Abdul Malik, M.Pd.* *)
*SEBETULNYA,* penduduk asli Rempang-Galang dan Bulang adalah keturunan para prajurit Kesultanan Riau-Lingga yang sudah eksis sejak 1720 masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah I.
Pada Perang Riau I (1782-1784) mereka menjadi prajurit Raja Haji Fisabilillah. Dan, dalam Perang Riau II (1784–1787) mereka prajurit Sultan Mahmud Riayat Syah.
Ketika Sultan Mahmud Riayat Syah berhijrah ke Daik-Lingga pada 1787, Rempang-Galang dan Bulang dijadikan basis pertahanan terbesar Kesultanan Riau-Lingga. Pemimpinnya Engku Muda Muhammad dan Panglima Raman yang ditunjuk oleh Sultan Mahmud.
Kala itu pasukan Belanda dan Inggris tak berani memasuki wilayah Kesultanan Riau-Lingga. Anak-cucu merekalah sekarang yang mendiami Rempang-Galang secara turun-temurun.
Pada Perang Riau itu nenek-moyang mereka disebut Pasukan Pertikaman Kesultanan. Nukilan itu ada ditulis di dalam Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji. Semoga mereka senantiasa dilindungi Allah SWT.
*) _Tokoh Masyarakat Melayu Serantau.
Yang ada jabatan, tolong dengan kuasa.
Yang sanggup berteriak, tolong dengan suara.
Ini Pesan UAS
Dalam unggahan itu, UAS juga secara lugas berpesan kepada masyarakat melayu serantau agar bersuara menyikapi kasus penggusuran masyarakat adat melayu di Pulau Rempang, Batam.
"Tokoh Masyarakat Melayu Serantau. Yang ada jabatan, tolong dengan kuasa. Yang sanggup berteriak, tolong dengan suara," tulis UAS.
Diketahui, dalam konflik pulau Rempang, ribuan warga menuntut lima hal, yakni:
Pertama, menolak penggusuran 16 kampug tua di Rempang-Galang.
Kedua, mendesak Polri membubarkan posko terpadu yang didirikan di Rempang.
Artikel Terkait
Purbaya Yudhi Sadewa: Target Ekonomi Indonesia Tumbuh 8% di Era Prabowo
Inpres Jalan Daerah 2025: Strategi PUPR Percepat Konektivitas & Ketahanan Pangan
Harga Pertamina Dex & Dexlite Naik 1 November 2025: Daftar Lengkap Terbaru
Optimisme Pelaku Industri Tembus 70,5% di Oktober 2025, IKI Ekspansif