GELORA.ME, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB- OPM mengaku bertanggung jawab atas penyanderaan dan penganiayaan empat pekerja menara BTS di Distrik Okab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.
Juru Bicara TPN-PB Sebby Sambom mengatakan, ia sudah mendapat informasi perihal adanya penyanderaan itu pada Sabtu, 13 Mei 2023. Menurut Sambom, pihak TPNPB- OPM masih menantikan bukti-bukti dari Markas Kodam 35 TPNPB.
“Dari kodam 35 mereka mengaku bertanggungjawab dan kemungkinan mereka ada di siksa saya terima laporan. Nanti begitu ada panglima, nanti lengkapi foto-foto,” kata Sambom saat dikonfirmasi melalui pesan tertulis.
Dia mengatakan penyanderaan tersebut dilakukan karena Pemerintah Indonesia dinilai tidak memenuhi sejumlah ultimatum pihak TPNPB. Salah satunya, kata dia, adalah seruan agar warga sipil meninggalkan area konflik antara TPNPB dengan TNI.
“Karena sudah berkali-kali sampaikan selama lima tahun terahir di mana kita sudah sampaikan di mana imigran indonesia bukan orang asli Papua tinggalkan wilayah konflik bersenjata,” ujar dia.
Selain itu, Sambom menyebut pihaknya juga sudah mengultimatum agar jangan ada proyek pembangunan terutama di area konflik. Oleh karena itu, kata dia, TPNPB melakukan penyanderaan terhadap pekerja BTS Tower di Distrik Okab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.
Artikel Terkait
Perampokan Rumah Mewah Cilegon: Kronologi Pembunuhan Anak Politisi Maman Suherman
GMNI Pecat Resbob: Kronologi Lengkap & Alasan Pemberhentian Anggota Penghina Suku Sunda
Banjir Sumatera 2025: 1.030 Korban Jiwa & Polemik Penolakan Status Bencana Nasional
Presiden Prabowo Ungkap Oknum TNI-Polri Terlibat Penyelundupan Timah Bangka