GELORA.ME - Kader PDI Perjuangan Beathor Suryadi, mengungkap alasan di balik langkahnya menelusuri dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.
Langkah itu disebutnya bermula dari intuisi yang muncul usai mendengarkan pidato Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Hal itu disampaikan mantan tenaga ahli Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) itu saat menjadi narasumber dalam kanal YouTube RMOL TV pada Jumat, 4 Juli 2025.
Ia menuturkan bahwa pidato Megawati dalam peluncuran buku di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 14 Mei 2025 menyentil soal polemik ijazah Presiden Jokowi yang telah bergulir hingga ke ranah hukum.
Menurut Megawati, polemik tersebut sebenarnya bisa diselesaikan secara sederhana dengan menunjukkan ijazah asli ke publik.
Beathor pun mengaku tergerak karena merasa ketuanya, yakni Megawati, telah direndahkan oleh berbagai pihak akibat polemik tersebut.
"Aku tertarik, ketua aku (Megawati) kok dihina orang," kata Beathor.
Ia pun mulai melempar pertanyaan ke berbagai grup kader dan jaringan yang dikenalnya, menanyakan apakah ada yang pernah mendengar isu soal keaslian ijazah Presiden Jokowi. Respons pun berdatangan.
“Ada yang bilang, ‘Bang, aku pernah dengar. Itu si anu, si anu’. Ya udah, kalau begitu aku panggil, aku datangi,” ungkapnya.
Dari penelusuran tersebut, Beathor mengklaim menemukan sejumlah nama dan informasi yang kemudian menguatkan keyakinannya untuk menggali lebih dalam persoalan ini.
Namun, ia menegaskan tidak akan menyebut nama sembarangan tanpa bukti yang cukup.
“Mana mungkin aku sebut nama orang kalau aku nggak tahu,” tandasnya.
Langkah Beathor dalam mengungkap isu ini menuai kontroversi.
Tak lama setelah pernyataan-pernyataannya soal dugaan ijazah palsu, ia diberhentikan dari jabatannya di BP Taskin.
Meski demikian, dukungan terhadap Beathor justru menguat di kalangan tertentu.
👇👇
'Adu Klaim Beathor vs Prasetyo Dalam Polemik Ijazah Jokowi'
Mantan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi akhirnya angkat bicara soal polemik dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Nama Edi sebelumnya diseret politikus PDI-P Beathor Suryadi dalam polemik itu.
"Seingat dan sepengetahuan saya, tidak ada nama Bung Beathor Suryadi masuk di dalam tim pemenangan Jokowi-Ahok yang kala itu diajukan secara resmi oleh PDI-Perjuangan dan Gerindra ke KPUD DKI," kata Pras dalam siaran pers kepada wartawan di Jakarta, Jumat (27/6).
Di Pilgub DKI Jakarta 2012, Prasetyo menjabat sebagai bendahara tim pemenangan pasangan Jokowi dan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.
Ketika itu, Jokowi-Ahok hanya diusung PDI-P dan Gerindra.
Menurut Prasetyo, kepala sekretariat tim pemenangan ketika itu dipegang oleh Marihot Napitupulu.
Tidak ada nama orang-orang yang disebut Beathor sebagai tim yang ditugasi melengkapi persyaratan administrasi Jokowi-Ahok.
"Yang ditugasi melengkapi dokumen dan mendaftarkan pasangan Jokowi-Ahok ke KPUD DKI Jakarta, antara lain Marihot Napitupulu yang saat itu menjabat sebagai kepala sekretariat tim pemenangan, M Syarif dari Gerindra, dan Isnaini dari Solo," ujarnya
Artikel Terkait
Ijazah Jokowi & Gibran Diklaim Palsu, Iwan Fals Beri Sindiran Pedas!
Mengapa Disertasi Dekan Fisipol UGM Tak Satu Pun Sebut Jokowi sebagai Alumni? Ini Fakta di Baliknya
Prabowo Kesal Terus Digelendotin Jokowi, Benarkah Hubungan Mereka Retak?
Serakahnomics: Ancaman Penjajahan Gaya Baru yang Wajib Kita Lawan Bersama!