Menarik! Aksi Bersih-Bersih Prabowo Singkirkan Menteri Jokowi, Dimulai Dari Dua Orang Ini

- Rabu, 11 Juni 2025 | 16:30 WIB
Menarik! Aksi Bersih-Bersih Prabowo Singkirkan Menteri Jokowi, Dimulai Dari Dua Orang Ini




GELORA.ME - Ketua Dewan Direktur Great Institute, Syahganda Nainggolan membongkar aksi bersih-bersih Presiden Prabowo Subianto dari bayang-bayang Joko Widodo (Jokowi).


Meski belum melakukan reshuffle kabinet, ia menilai Prabowo sudah mulai menyingkirkan satu persatu menteri di era Jokowi.


Syahganda juga menyoroti sikap Prabowo yang jarang melibatkan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam sejumlah kegiatan.


Beberapa menteri di era Jokowi, kata dia, pelan-pelan mulai tidak diberikan kewenangan oleh Prabowo.


Mereka di antara yakni Menteri Keuangan Sri Mulyadi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.


Ketiganya menjabat menteri di era pemerintahan Jokowi, bahkan ada yang sejak periode pertama.


Menurut Syahganda Nainggolan, peran ketiganya mulai dikecilkan oleh Prabowo Subianto.


"Sejauh ini yang saya lihat, yang dilakukan Presiden itu misal kekuatan Sri Mulyani dikecilkan, dia masukkan dirjen dia sendiri, bea cukai, dirjen pajak. Orang-orang yang bukan orang Sri Mulyani," kata dia dikutip dari Youtube Forum Keadilan TV, Rabu (11/6/2025).


Tak hanya Sri Mulyani, kata dia, Menteri BUMN Erick Thohir dibuat hampir tidak memiliki kekuasaan.


"Kemudian Erick Thohir, dia ambil kekuasaannya, dia pindahkan ke Dhanantara. Sehingga Erick Thohir sekarang tidak punya kemampuan hampir sama sekali untuk mengontrol pergantian BUMN, mengontrol bisnis BUMN dan lain-lain," tuturnya.


Bahkan di Kementerian Dalam Negeri, Prabowo juga sudah menyimpan orangnya untuk mengawasi Tito Karnavian.


"Kemudian Pemerintah daerah juga dia bisa kendaliin. Sekarang misalnya orangnya Presiden jadi ketua APKASI, Bursah Zarnubi," ungkapnya


Sehingga menurut dia, meski tidak melakukan reshuffle, Prabowo diam-diam telah mengambil alih kekuasaan para menteri Jokowi itu.


"Memang sampai saat ini belum mengganti menteri, tapi melumpuhkan atau mengambil alih kekuasaan menteri-menteri itu, langsung di bawah dia," katanya lagi.


Meski begitu, kata dia, ia menilai bahwa nantinya Prabowo akan tetap melakukan reshuffle.


"Tapi itu tentu akan dikejar orang, karena orang kan menuntut secara optimal. Benar gak orang kerja ini betul-betul. Makanya analisa saya reshuffle akan terjadi," ungkapnya.


Menurut dia, banyak menteri-menteri di Kabinet Merah Putri yang perlu diinvestigasi oleh orang-orang Prabowo.


Apalagi, Prabowo juga sudah menyatakan dengan keras bahwa ia tidak segan bila ada yang tidak bisa mengikuti dirinya.


"Karena pada pidatonya 1 Juli kan dia akan keras, akan melakukan tindakan keras pada orang yang tidak bisa ikut irama dia. Baru saya lihatnya kerasnya bicara Prabowo itu kemarin. Dia akan singkirkan benalu di pemerintahan dia," pungkasnya.


Danantara Investasi Rp 81,4 T


Managing Director Finance Badan Pengelola Investasi Danantara, Arief Budiman, mengatakan bahwa Danantara akan melakukan investasi sebesar 5 miliar dollar AS atau setara Rp 81,4 triliun (kurs Rp 16.293 per dollar AS) hingga akhir 2025 ini.


Rencana investasi itu bertujuan membantu menyediakan pembiayaan di berbagai proyek-proyek prioritas yang telah ditetapkan secara strategis.


"Bagaimana kita bisa membantu pasar keuangan sehingga pemodalan, akses terhadap pembiayaan itu lebih dapat diakses sektornya seperti apa untuk tahap awal? Ada delapan sektor awal yang difokuskan," ujar Arief di acara "Simposium Nasional Sumitronomics Terhadap Arah Ekonomi Indonesia" di Jakarta, Selasa (3/6/2025).


Kedelapan sektor prioritas tersebut mencakup: 


1. Mineral (seperti nikel dan bauksit) 

2. Platform hulu minyak dan energi baru terbarukan 

3. Infrastruktur digital 

4. Layanan Kesehatan 

5. Jasa keuangan 

6. Infrastruktur dan utilitas publik 

7. Kawasan industri dan properti 

8. Pangan dan pertanian. 


"Saat ini kita melihat bahwa untuk tahun 2025 diharapkan kita bisa melakukan investasi sekitar Rp 5 miliar dollar dalam enam sampai sembilan bulan yang tersisa," lanjut Arief. 


Dalam penjelasannya, Arief juga mengungkapkan bahwa Danantara memiliki holding operasional yang mengelola sekitar 50 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di 12 sektor ekonomi. 


Adapun jika dihitung secara keseluruhan dengan anak-anak perusahaan BUMN dan turunannya, maka ada 889 entitas perusahaan yang dikelola holding operasional Danantara. 


Untuk memaksimalkan pengelolaan seluruh perusahaan BUMN, menurut Arief, diperlukan tiga strategi.


Pertama, mengoptimalisasikan portofolio yang dimiliki Danantara. 


Kedua, meningkatkan kinerja seluruh perusahaan BUMN yang dikelola badan investasi tersebut.


"Idealnya kita menjadi perusahaan dengan kinerja terbaik di masing-masing sektor," tutur Arief. 


Ketiga, inovasi BUMN yang didukung perkembangan teknologi.


"Yang pertama melihat dulu tujuan tinjauan bisnis secara fundamental. Mana portofolio yang kritikal penting bagi negara. Apakah ada konsolidasi penyederhanaan yang dimungkinkan secara portofolio," ungkap Arief.


"Dan apakah ada transformasi yang diperlukan sehingga kita bisa menciptakan nilai. Inilah yang akan dilakukan oleh holding operasional untuk mengoptimalkan," lanjutnya. 


Sejalan dengan hal itu, menurut Arief, pemerintah mengharapkan Danantara bisa memberikan dividen sebesar Rp 120 triliun pada 2025 ini.


Nantinya, dividen akan dikelola dan di-reinvestasikan kembali oleh Danantara.


Sumber: Tribun

Komentar