Ijazahnya Dipastikan Asli, Jokowi Tak Akan Cabut Laporan di Polda Metro: Proses Hukum Jalan Terus!

- Jumat, 23 Mei 2025 | 21:45 WIB
Ijazahnya Dipastikan Asli, Jokowi Tak Akan Cabut Laporan di Polda Metro: Proses Hukum Jalan Terus!




GELORA.ME - Presiden ke-7 Joko Widodo kembali menegaskan bahwa ijazah sarjana miliknya yang selama ini dipersoalkan oleh sejumlah pihak adalah asli. 


Pernyataan ini disampaikan menyusul hasil investigasi dari Bareskrim Polri yang menyatakan keaslian ijazah tersebut.


"Ya, memang asli," kata Jokowi saat ditanya awak media terkait tanggapannya atas hasil pemeriksaan laboratorium forensik Bareskrim, Jumat (23/5/2025).


Menurutnya, pemeriksaan yang dilakukan sangat detail, mulai dari membandingkan ijazah miliknya dengan teman-teman kuliahnya, hingga dokumentasi seperti foto-foto saat KKN, wisuda, dan kegiatan mahasiswa pecinta alam (mapala). 


Jokowi juga menyebut adanya bukti pengumuman penerimaan sebagai calon mahasiswa di koran Kedaulatan Rakyat saat itu.


"Kalau saya melihat di Bareskrim itu kan sangat detail sekali. Membandingkan ijazah asli saya dengan ijazah asli teman-teman saya, ada. 


Kemudian juga foto-foto waktu KKN ada, foto-foto waktu wisuda ada semua. Kemudian foto-foto waktu naik ke gunung ada semua sebagai mapala. Detail sekali," katanya.


Jokowi juga menyinggung bahwa proses hukum masih berjalan, baik dari laporan pihak lain ke Bareskrim maupun laporan pribadinya ke Polda Metro Jaya. 


Ia menekankan bahwa kedua kasus itu berbeda dan masing-masing memiliki jalur hukum tersendiri.


"Ya, ini kan lembaga yang diminta oleh pengadu. Ini kan aduan, kan? Beda lagi lho ya, yang Bareskrim itu aduan. 


Ada aduan. Kalau yang di Polda Metro Jaya itu saya yang melaporkan. Beda, tolong dibedakan itu," katanya.


"Ya, terus siapa lagi yang mau, memang tugasnya Bareskrim kan memang melakukan investigasi itu. Ya, nanti di sidang, lah," kata Jokowi menambahkan.


Selain itu, menanggapi permintaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar ijazah dibuka ke publik, Jokowi menyatakan kesiapan untuk menampilkan dokumen itu dalam persidangan demi transparansi.


Jokowi juga membantah isu lain terkait skripsi dan identitas nama kecilnya. 


Ia menyebut skripsinya tersimpan di perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM, dan pembimbing skripsinya adalah Prof Dr Ir Ahmad Sumitro. 


Sedangkan mengenai nama "Purwoko", Jokowi menjelaskan bahwa saat kecil ia memang pernah sakit-sakitan, dan berdasarkan saran orang tua, namanya diubah dari Mulyono menjadi Joko Widodo sebelum masuk SD.


"Saya kan waktu kecil kan ya enggak ngerti nama saya siapa. Yang jelas, ingat saya kecil saat itu Mulyono, karena sakit-sakitan, itu pun diceritakan oleh orang tua bahwa namanya dulu Mulyono, kemudian karena sakit-sakitan diganti menjadi Joko Widodo. 


Enggak tahu juga (ganti nama umur berapa), sebelum SD lah, sebelum SD," katanya.


Di sisi lain, Jokowi mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat dijamin oleh konstitusi, tetapi tetap harus mengikuti aturan yang berlaku. 


"Berpendapat itu juga boleh-boleh saja. Mengkritik itu juga boleh-boleh saja. Tapi kan ada aturan mainnya, ada batasan-batasannya. 


Berdemokrasi itu juga oleh konstitusi juga diberikan ruang yang seluas-luasnya, tapi juga ada batasan-batasannya," katanya.


Sumber: Republika

Komentar