GELORA.ME - Politikus PDIP Guntur Romli melalui akun X (Twitter), mengunggah rekaman suara diduga milik Menteri Koperasi Budi Arie yang menuding ada campur tangan partai banteng moncong putih terkait dugaan pemintaan jatah 50 persen untuk pengamanan situs judi online di lingkungan Kemenkominfo (kini Komdigi).
Utasan ini merupakan reposting dari unggahan akun @Ary_PrasKe2. Dalam kolom caption, Guntur mengingatkan Budi Arie hati-hati dalam berbicara, bisa saja tuduhan yang dilontarkan akan berbalik ke penuduh.
"Kalau benar ini suara Budi Arie, dia telah membuat fitnah. Omongan & tuduhan tanpa bukti, akan berbalik pada dirinya. Mulutmu Harimaumu," tulis dia dilihat Kamis (22/5/2025).
Rekaman yang diunggah memperdengarkan percakapan Budi Arie yang sedang diwawancarai awak media. "Itu fitnah, framing. Itu si Tony (nama panggilan terdakwa Zulkarnaen Apriliantony) ditekan oleh PDI Perjuangan," katanya dengan nada kencang.
Budi Arie keberatan dengan judul pemberitaan yang menyebutnya meminta jatah 50 persen sangat menyudutkannya. "Saya tahu, Tony ditekan untuk nyeret nama saya. Saya tidak pernah minta. Itu datanya Tony,” tegas Budi seraya menambahkan, "PDIP framing saya. PDI Perjuangan otaknya.”
Saat ditanya mengapa PDIP yang dituding? Apakah karena PDIP dendam dengan Jokowi? Budi menjawab dengan kesal “Nanti dijelaskan. Saya itu yakin, tenang. Cuma jengkel aja. Sudah saya jelaskan, tapi judulnya masih gini aja.”
Dia meminta media jangan mau memainkan tabuhan genderang PDIP. Budi juga mempersiapkan bukti-bukti kuat bahwa ada keterlibatan PDIP dalam pemberitaan yang menyudutkannya beberapa waktu belakangan ini. “Nanti bukti-bukti kita siapkan. Yang pasti ini PDIP.” cetusnya lagi seraya menambahkan dirinya tengah memetakan mana media kawan dan lawan. “Jangan ikut-ikutan orkestrasi mereka. Jangan dong. Jangan ikut-ikutan. Ini ujungnya PDIP semua,” katanya.
Soal keterlibatan kader-kader PDIP sebelumnya pernah disinggung Koordinator Paguyuban Masyarakat Anti Berita Fitnah dan Hoaks Teuku Afriadi, pada November 2024. “Faktanya jika Zulkarnaen Apriliantony alias Tony Tomang memang masuk dalam struktur komposisi dan personalia Tim Pemenangan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah dari PDIP,” kata Teuku, aktivis muda pendiri Komisariat GMNI UMSU kepada wartawan, di Jakarta, dikutip Rabu (13/11/2024).
Dalam dokumen yang diterima Teuku, nama Zulkarnaen Apriliantony alias Tony Tomang memang tercantum dalam struktur Tim Kampanye Pilkada PDIP. Selain itu, terdakwa lainnya Alwin Jabarti Kiemas disebut-sebut sebagai keponakan mendiang Taufik Kiemas, suami dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Saya merujuk pada SK Adapun dirinya merujuk pada dokumen tertulis Surat Keputusan Nomor: 942/KPTS/DPP/V/2024 tentang Struktur, Komposisi dan Personalia Tim Pemenangan Pemiluhan Umum Kepala Dearah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2024," ucap dia
Surat ini diterbitkan pada 18 Mei 2024 dan ditandatangani juga oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Dalam lampiran memang tertulis nama Zulkarnaen Apriliantoni sebagai salah satu anggota dalam SK DPP PDIP tersebut. “Saya sudah baca isi SK DPP PDIP," ujarnya.
Terkait tudingan PDIP sebagai dalang framing jahat, sudah pernah dikonfirmasi langsung ke Budi Arie. Tapi pertanyaan awak media tak digubrisnya. Sikap itu ditunjukkan Budi Arie usai dirinya melakukan audiensi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Merah Putih, Jakarta Selatan, Rabu (21/5/2025).
Saat dicegat awak media, Budi awalnya menolak berbicara di luar konteks pertemuan dengan KPK. Namun saat pertanyaan mengenai namanya yang tercantum dalam surat dakwaan perkara judol kembali mencuat, ia akhirnya memberi komentar singkat.
“Gusti Allah mboten sare, Tuhan tidak tidur,” ucap Budi Arie dengan tenang, lalu beranjak pergi meninggalkan lokasi.
Namun ketika didesak soal pernyataan yang menyebut dirinya dijadikan target framing oleh PDIP seperti yang dikutip dari beberapa media ia memilih diam. Gestur yang ditunjukkan hanya berupa ekspresi wajah datar dan isyarat tangan yang menolak untuk menjawab lebih lanjut.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Rismon Sianipar: Metode Penelitian Ijazah Jokowi Sangat Dangkal, Bareskrim Tak Layak Dapat Kepercayaan Publik!
Mengejutkan! Bukan Mulyono atau Joko Widodo, Dian Sandi Utama Kader PSI Ungkap Nama Lahir Jokowi
Polisi Ungkap Jenis Mesin Ketik Yang Digunakan Untuk Menyusun Skripsi Jokowi
Belum 100 Hari Jabat Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi Sudah Terima 6 Julukan Sekaligus, Apa Saja?