Bertemu Jokowi di Solo, Heru Subagia Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Ijazah!

- Senin, 19 Mei 2025 | 21:45 WIB
Bertemu Jokowi di Solo, Heru Subagia Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Ijazah!




GELORA.ME - Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia, kembali bercerita terkait pertemuannya dengan mantan Presiden Jokowi di Solo yang membahas polemik ijazah.


Dalam pertemuan itu, Heru menegaskan bahwa kedatangan mereka murni atas inisiatif Kagama Cirebon dan bukan karena permintaan pihak manapun.


"Kita datang ke sini (Solo) untuk meminta informasi paling akurat berkaitan dengan ijazah Pak Jokowi. Kagama Cirebon tidak pernah dititipi oleh siapapun, kita independen," ujar Heru Subagia, Senin (19/5/2025).


Heru mengakui bahwa mereka memang telah mendapatkan izin dari Roy Suryo dan Rismon Sianipar untuk melakukan pendekatan tersebut. 


Kecuali dr Tifa karena belum mendapatkan akses komunikasi.


Bahkan, kata Heru, sempat ada upaya mempertemukan Roy Suryo dan Rismon dengan Jokowi, namun rencana itu discreening oleh pihak protokoler Istana.


"Alasannya, salah satu tugas dari alumni, mengurusi beberapa hal. Saya sudah koordinasi dan diskusi dari bawah sampai ke PP Kagama," kata Heru.


Dalam percakapannya, menurut Heru, Jokowi menyampaikan bahwa proses hukum terkait polemik ijazahnya sudah berjalan dan meminta semua pihak untuk menunggu hasil dari proses tersebut.


"Pak Jokowi ngomong bahwa proses hukum sudah dijalankan. Kita tunggu proses hukumnya," ucap Heru menirukan gaya bicara Jokowi.


Namun, Heru juga mengungkap bahwa Jokowi sebenarnya menyayangkan tidak adanya mediasi dari pihak UGM atau alumni lebih awal.


"Pak Jokowi juga ngomong, sebenarnya kita menunggu selama tiga tahun, kok gak ada dari pihak UGM atau alumni yang melakukan mediasi yang dilakukan gerbongnya mas Heru," imbuhnya.


Ayah dari Wapres Gibran Rakabuming ini disebut menginginkan adanya mediasi sebelum proses hukum bergulir lebih jauh. 


Menurut Heru, Kagama tetap membuka ruang untuk jalur mediasi jika itu memungkinkan.


"Kagama tetap menginginkan celah di mana mediasi masih terbuka lebar," kuncinya.


Sementara itu, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, memberikan pernyataan tegas terkait polemik keabsahan ijazah mantan Presiden Jokowi yang tengah bergulir.


Ia mengingatkan Jokowi agar tidak mengulangi kebiasaan memaafkan pihak-pihak yang telah melontarkan tuduhan serius tanpa dasar.


“Saya berharap kepada Pak Jokowi, jangan sampai ending-endingnya Pak Jokowi kembali ke model setelan awal, memaafkan orang-orang yang telah dia laporkan dan mencabut laporannya,” ujar Teddy di X @TeddGus (19/5/2025).


Dikatakan Teddy, jika hal tersebut kembali dilakukan Jokowi, maka hal itu justru menjadi kesalahan besar terhadap negara.


“Kalau itu sampai Pak Jokowi lakukan, maka Pak Jokowi kembali membuat dosa pada negara ini," sebutnya.


Ia menilai, sikap memaafkan itu hanya akan menyuburkan keberanian pihak-pihak yang melakukan tindakan melanggar hukum, termasuk menyebarkan tuduhan palsu.


"Karena kembali menyuburkan para pihak yang seharusnya ada di tahanan, agar mereka tahu bahwa negara ini bukan negara barbar,” lanjutnya.


Teddy menekankan bahwa Indonesia adalah negara hukum, bukan negara yang bisa diatur berdasarkan kemauan sekelompok orang.


Ia mendesak agar proses hukum terhadap pelapor ijazah palsu terus berjalan secara tegas, sebagai pembelajaran dan peringatan bahwa hukum harus dihormati.


“Negara ini bukan negara yang seenak-enaknya, yang bisa mereka atur sesuai dengan kemauan mereka. Negara ini adalah negara yang memiliki aturan,” tegas Teddy.


👇👇



Sumber: Fajar

Komentar