Lebih Pilih Penjarakan Rakyat Daripada Menunjukkan Ijazahnya ke Publik: Jokowi Terbukti Bukan Negarawan!

- Senin, 19 Mei 2025 | 15:30 WIB
Lebih Pilih Penjarakan Rakyat Daripada Menunjukkan Ijazahnya ke Publik: Jokowi Terbukti Bukan Negarawan!




GELORA.ME - Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi terbukti bukan negarawan karena banyak alasan menolak menunjukkan ijazah aslinya, dan memilih melaporkan mantan Menpora Roy Suryo dan empat orang lainnya ke Polda Metro Jaya.


Demikian dikatakan peneliti media dan politik Buni Yani dalam keterangannya, dikutip Senin 19 Mei 2025.


"Jokowi terbukti bukan negarawan dan memilih memenjarakan rakyatnya sendiri daripada menunjukkan ijazahnya secara baik-baik ke publik jauh-jauh hari sebelumnya," kata Buni Yani.


Di sisi lain, lanjut Buni Yani, kasus ijazah palsu ini sangat memalukan rakyat Indonesia. 


Bila Jokowi punya ijazah, mampu menunjukkannya di depan hakim, dan terbukti sah, maka rakyat malu karena Jokowi telah membuat gaduh selama bertahun-tahun. 


"Tetapi rakyat akan lebih malu lagi bila ijazah Jokowi ternyata memang palsu. Bagaimana mungkin negara besar dengan penduduk hampir 300 juta jiwa ini bisa dibohongi secara telak, telanjang, dan mentah-mentah selama 10 tahun," kata Buni Yani. 


"Membayangkan kemungkinan kedua ini yang terjadi ibarat membayangkan runtuh dan bubarnya republik. Pasti ada yang sangat salah selama ini yang ditutup-tutupi para elite," sambungnya.


Menurut Buni Yani, rakyat hanya menginginkan para penegak hukum, terutama Kepolisian, untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. 


Setelah 10 tahun menjadi alat kepentingan sempit Jokowi, kata Buni Yani, kini sangat susah bagi rakyat untuk percaya pada Kepolisian. 


Karenanya, penanganan kasus ini oleh polisi, terutama dalam uji forensik ijazah Jokowi, diliputi sikap skeptis oleh masyarakat. 


"Bagaimana mungkin lembaga yang selama ini menghamba pada Jokowi akan bisa bersikap objektif dan adil," kata Buni Yani.


Akting Jokowi Tak Mempan Lagi Kelabui Rakyat!


Sejak kasus dugaan ijazah palsu menggelinding deras plus sejumlah gugatan hukum di pengadilan, Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi terlihat panik dan makin gelisah.


Demikian pandangan peneliti media dan politik Buni Yani dalam keterangannya, dikutip Senin 19 Mei 2025.


"Jokowi tampak semakin cepat tua. Bagian agak atas memperlihatkan rambutnya sudah kelihatan jarang dan rontok," kata Buni Yani.


Buni Yani menduga Jokowi sudah mendapat firasat kurang baik sehingga kondisi fisiknya semakin terganggu. 


"Mungkin juga dia mulai sadar bahwa semua aktingnya di depan kamera sudah tidak mempan lagi mengelabui rakyat," kata Buni Yani.


Namun kabar keseriusan Presiden Prabowo Subianto untuk memberantas korupsi dengan tidak melibatkan Kepolisian, kata Buni Yani, berpotensi yang paling merisaukan Jokowi. 


"Publik membaca langkah Prabowo memerintahkan TNI untuk menjaga kantor-kantor Kejaksaan di seluruh Indonesia sebagai sikap tidak percayanya pada Kepolisian," kata Buni Yani.


Bila langkah Prabowo ini berhasil sebagai program unggulan, maka terbuka kemungkinan untuk memeriksa laporan dugaan korupsi keluarga Jokowi yang sudah dilaporkan ke KPK tetapi tidak kunjung diproses. 


"Skenario ini bukan isapan jempol bila melihat langkah catur Prabowo yang sudah memasuki bulan keenam dalam memerintah," kata Buni Yani.


Kasus laporan hukum yang menimpa Jokowi sudah lumayan merepotkannya. 


Di samping kasus ijazah palsu, ada pula laporan wanprestasi mobil Esemka yang membuat Jokowi terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Gugatan ini dilakukan di Pengadilan Negeri Kota Solo oleh seorang warga Solo.


“Mereka yang naik kekuasaan dengan cara tidak wajar, akan jatuh pula dengan tidak wajar," pungkas Buni Yani. 



Sumber: RMOL

Komentar